Langkah ini diambil untuk meningkatkan tekanan terhadap perusahaan yang berpusat di San Francisco, California, Amerika Serikat tersebut. Dikutip detikINET dari Reuters, Kamis (17/11/2016), saat ini Uber di Taiwan tengah diblokir karena masalah regulasi.
Sejauh ini, Uber belum memenuhi kewajibannya. Mereka pun tidak melakukan apa yang sudah mereka janjikan. Jadi kami mencari cara lain untuk menghapus aplikasi mereka dari Apple dan Google," ujar Liang Guo-guo, juru bicara dari Directorate General of Highways Taiwan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak Uber sendiri mengaku sudah berkomunikasi dengan pemerintahan Taiwan, dan bersikeras mengatakan pihaknya sudah mengikuti regulasi yang ditetapkan di negara tersebut. Menurut Liang, permintaan tersebut termasuk dengan penghapusan aplikasi UberEATS, yang merupakan bagian dari ekspansi layanan dasar Uber.
Tak jelas apakah langkah dari pemerintah Taiwan ini akan sukses diimplementasikan atau tidak. Pasalnya, menghapus aplikasi dari App Store dan Play Store bukan satu-satunya cara untuk mendownload aplikasi ke dalam ponsel.
Sementara itu, belum ada komentar dari Apple dan Uber mengenai hal ini. Sementara Google, hanya menyebut perusahaannya mempunyai kebijakan di mana mereka tak akan mengizinkan aplikasi yang terkait aktivitas ilegal beredar melalui Play Store.
Sebagai informasi, Uber mulai beroperasi di Taiwan pada 2013. Sejak itu, popularitasnya terus meningkat. Sama seperti di negara-negara lainnya, keberadaan mereka memancing kemarahan dari sopir taksi lokal. Demonstrasi besar-besaran pun digelar beberapa waktu lalu untuk menjegal operasional Uber. (asj/rns)