Dronenya sendiri dibuat oleh perusahaan robot asal California, AS bernama Zipline. Drone itu akan mengantarkan darah ke 21 fasilitas transfusi darah yang tersebar di Rwanda bagian barat.
Di daerah-daerah tersebut sebelumnya sangat sulit untuk dijangkau melalui jalan darat, karena jalanannya yang buruk, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Sabtu (15/10/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di pusat distribusi itu tersimpan 15 unit drone yang bernama Zips. Drone ini bisa terbang dengan jarak maksimal 150 Km, dan bisa membawa beban berupa darah seberat 1,5 kg.
Rumah sakit di tujuan bisa memesan darah menggunakan SMS, dan menerima kiriman darah dalam waktu 15 menit, sehingga mengurangi kebutuhan lemari pendingin untuk menyimpan darah agar tak rusak. Kemasan berisi darah itu sendiri akan dijatuhkan menggunakan parasut dari drone.
"Menurutku banyak orang yang sinis terhadap sistem pengantaran menggunakan drone karena tak praktis. (Namun dengan drone Zipline) anda bisa melakukan ratusan pengiriman setiap harinya, di mana setiap pengiriman bisa menyelamatkan nyawa manusia," ujar CEO Zipline Keller Rinaudo. (asj/asj)