Surga Internet Dunia Masih Singapura
Hide Ads

Surga Internet Dunia Masih Singapura

Anggoro Suryo Jati - detikInet
Selasa, 11 Okt 2016 13:35 WIB
Foto: thinkstock
Jakarta - Selama tahun 2016 ini, negara dengan kecepatan internet terkencang di dunia masih dipegang oleh Singapura, dengan kecepatan rata-rata puncak mencapai 157 Mbps.

Data ini berasal dari Akamai, perusahaan content delivery network asal Amerika Serikat. Tepatnya dalam State of the Internet Report untuk Q2 2016, dalam kategori Average Peak Connection Speed atau kecepatan puncak internet rata-rata.

Meski secara global terjadi penurunan kecepatan, di Singapura sendiri malah mengalami kenaikan sebesar 7,1% dibanding Q1 2016, di mana kecepatan internet di sana tercatat 146,9 Mbps. Kecepatan internet rata-rata secara global sendiri berada di angka 36 Mbps.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di bawah Singapura berturut-turut ada Hong Kong, Korea Selatan, Bahrain dan Qatar, dengan kecepatan puncak internet rata-rata 114 Mbps, 110 Mbps, 100 Mbps dan 97 Mbps.
Surga Internet Dunia Masih Singapura

Perlu diingat, angka yang masuk dalam kategori ini adalah kecepatan rata-rata maksimal, bukan kecepatan rata-rata. Dalam kategori Average Connection Speed atau kecepatan koneksi internet rata-rata, pemuncaknya adalah Korea Selatan dengan 27 Mbps, dan Singapura berada di posisi 8 dengan 17,2 Mbps.

Secara global, koneksi internet rata-rata dunia turun 2,3% dari Q1 2016 menjadi 6,1 Mbps, meski ada kenaikan dibanding tahun sebelumnya (year-on-year) sebesar 14%. Sementara kecepatan koneksi tertinggi Internet rata-rata dunia naik 3,7% menjadi 36,0 Mbps pada triwulan II, mencatatkan kenaikan tahunan sebesar 2,5%.

Tingkat penggunaan broadband 10 Mbps dunia tumbuh 0,7% dibanding periode yang sama kuartal lalu, namun tingkat penggunaan broadband 15 Mbps dan 25 Mbps dunia turun masing-masing 0,8% dan 2,1%.

Cara Perhitungan

Pengujian ini dilakukan Akamai menggunakan layanan mereka yang bernama Akamai Intelligent Platform, yang diklaim menerima lebih dari 1 triliun permintaan konten setiap harinya dari berbagai pengguna yang tersebar di 200 negara. Permintaan konten ini dilayani oleh lebih dari 100 ribu server yang ada di 1.000 jaringan berbeda di 75 negara.

Dari sini, Akamai mengumpulkan tiga jenis informasi, yaitu alamat IP yang melakukan permintaan, ukuran file yang diminta, juga waktu yang dibutuhkan untuk mengirimkan file tersebut. Dari tiga jenis informasi itulah Akamai bisa menghitung kecepatan internet dari berbagai negara.

Pengukurannya dilakukan dengan menghitung waktu yang diperlukan untuk mengirim konten yang diminta, sesuai dengan ukuran file konten tersebut. Sementara data negara asal permintaan itu terekam dari alamat IP si peminta konten. (asj/ash)