"Dunia menyaksikan gelombang serangan teror yang mengerikan di seluruh dunia. Kami sangat mengutuk serangan ini dan berkomitmen menghilangkan aksi yang mempromosikan kekerasan atau terorisme di platform kami," ujar Twitter seperti dikutip dari New York Times, Jumat (19/8/2016).
Aksi bersih-bersih ini menambah total akun yang ditangguhkan Twitter menjadi 360 ribu. Twitter menjadi salah satu jejaring sosial yang dimanfaatkan ekstrimis melancarkan aksi mereka, sejak isu kekerasan dan terorisme ramai di pertengahan 2015.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penggugat adalah Tamara Fields, seorang wanita asal Florida, yang suaminya meninggal dalam sebuah serangan ISIS di pusat pelatihan polisi di Amman, Yordania.
Fields menyebut Twitter membiarkan ISIS menggunakan jaringannya dalam menyebar propaganda, menggalang dana dan mencari anggota baru. Namun kemudian Fields mengaku sudah sepakat dengan Twitter dan menyebut hukum federal akan melindungi Twitte dari tanggung jawab atas konten yang dipublikasikan oleh pihak ketiga pada layanannya. (rns/ash)