Mantan Karyawan: CEO Cantik Yahoo Tak Pantas Disalahkan
Hide Ads

Mantan Karyawan: CEO Cantik Yahoo Tak Pantas Disalahkan

Fino Yurio Kristo - detikInet
Rabu, 03 Agu 2016 16:22 WIB
Foto: GettyImages
Jakarta - Terpuruknya Yahoo yang telah dijual 'murah' senilai USD 4,8 miliar ke operator telekomunikasi Verizon, banyak dinilai karena kepemimpinan buruk CEO Marissa Mayer. Tapi tak sedikit yang membelanya, termasuk mantan karyawan ini.

Jelena Woehr adalah mantan Social Communications Manager di Yahoo dan bekerja di sana kurang lebih 4 tahun. Ia menilai Mayer tidak bisa disalahkan sepenuhnya atas kejatuhan Yahoo. Secara organisasi, Yahoo menurutnya memang sudah rusak.

"Apakah Marissa bisa menyelamatkan Yahoo jika ia tidak pernah salah membuat keputusan? Aku meragukannya. Meski aku bekerja dengan beberapa orang terbaik saat di Yahoo, perusahaan itu juga dipenuhi mereka yang kurang motivasi. Mereka hanya ingin selamat jika ada PHK," tulisnya yang detikINET kutip dari Business Insider.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Marissa sudah mampu menghapus rendahnya harga diri di organisasi ini untuk sementara waktu, tapi pada akhirnya depresi organisasi Yahoo kembali lagi. Level apatis karena selama bertahun-tahun membuat produk yang tidak dipedulikan siapapun mungkin memang tidak dapat diobati," paparnya.

Sebenarnya saat ditunjuk jadi CEO Yahoo, Marissa disebutnya mampu menggairahkan perusahaan. "Di hari Marissa diumumkan jadi CEO, ada kegairahan yang tidak pernah kurasakan sebelumnya di Yahoo," tulisnya.

Yahoo saat itu memang sedang terpuruk, tapi kedatangan Marissa membuat perusahaan ini kembali dibicarakan dengan nada positif. Marissa juga gemar mendengarkan permasalahan di Yahoo dan membuat kebijakan populer, misalnya menyediakan makan siang gratis bagi karyawan.

Marissa juga selalu berusaha membalas email karyawan meski hanya singkat. "Beberapa jam setelah Marissa melahirkan, kami diberitahu kalau dia berada di tempat tidur untuk membalas email. Aku percaya itu benar," sebut Jelena.

Yahoo memang tidak bisa bangkit di era kepemimpinan Mayer. Namun bagaimanapun menurut Jelena, dia adalah sosok yang inspiratif yang mau mendengar dan sempat mengangkat moral para karyawan.

(fyk/asj)
Berita Terkait