Demikian ungkap Dirgayuza Setiawan, pelajar S2 Universitas Oxford asal Indonesia yang saat ini sedang mengikuti ICANN 56 Policy Forum di Helsinki, Finlandia, 27-30 Juni 2016.
ICANN merupakan singkatan dari Internet Corporation for Assigned Names and Numbers. Ini adalah organisasi nirlaba yang menjaga stabilitas dan keamanan jaringan internet dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siapa saja, pengguna internet yang tertarik dengan pemerintahan internet dunia dapat terlibat dan ikut menentukan masa depan dari teknologi yang sekarang digunakan oleh lebih dari 3 miliar orang setiap hari.
"Partisipasi dalam pembentukan kebijakan internet dapat dilakukan secara virtual atau hadir secara fisik di forum seperti ICANN 56 ini," papar Dirgayuza kepada detikINET, Rabu (29/6/2016).
dok. pribadi Dirgayuza Setiawan |
Di ICANN 56, Dirgayuza yang telah banyak menulis 11 buku tentang teknologi, memaparkan hasil riset terbarunya tentang kebijakan usia minimal untuk menggunakan media sosial.
Seperti diketahui, banyak perusahaan media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter dan Snapchat tidak mengizinkan anak di bawah 13 tahun untuk menggunakan layanan mereka.
Sebagai studi kasus, Dirgayuza menemukan bahwa pengguna internet di Inggris yang berusia 18-24 tahun tidak banyak mengetahui kebijakan usia minimal ini, padahal sebagian besar dari mereka menggunakan media sosial setiap hari.
"Bagi pemuda Indonesia yang tertarik dengan internet governance, ada dua kesempatan untuk belajar pemerintahan internet secara gratis tahun ini di India dan di Korea Selatan," jelas Dirgayuza.
Pertama, pemuda Indonesia yang berusia 18-30 tahun dan sedang kuliah di Indonesia atau negara lain di kawasan Asia Pasifik bisa mengikuti program NextGen@ICANN untuk ICANN 57 di Hyderabad tanggal 3β9 November 2016. Kedua, bagi yang berusia 18-35 tahun, bisa mengikuti Asia Pacific Internet Governance Academy di Seoul tanggal 8β12 Agustus 2016 .
dok. pribadi Dirgayuza Setiawan. |
Sebagai pemuda Indonesia yang sudah beberapa kali mewakili Indonesia di forum internasional, Dirgayuza mengingatkan pentingnya penguasaan bahasa Inggris, serta keberanian untuk mengenalkan diri dan berteman dengan orang asing.
"Ini dua kemampuan yang krusial yang menurut saya harus dimiliki oleh semua pemuda Indonesia. Banyak kesempatan dapat terbuka bagi mereka yang punya dua ini. Dunia membutuhkan perspektif Indonesia, dan Indonesia juga membutuhkan dunia," tutup Dirgayuza. (ash/fyk)
dok. pribadi Dirgayuza Setiawan
dok. pribadi Dirgayuza Setiawan.