"Belum jelas apakah akan ada lebih sedikit orang yang bepergian sehingga mungkin Brexit tidak memiliki banyak efek untuk transportasi perkotaan," sebut CEO Uber Travis Kalanick yang detikINET kutip dari CNBC.
"Selama masih ada jalanan dan orang-orang di kota London, masih ada kesempatan besar bagi kami," tambah dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sulit bagi kami untuk melihat imbas besar dari Brexit terkait apa yang kami lakukan hari demi hari. Kami hanya perlu terus melayani orang, memastikan kami bisa membantu orang masuk kerja," sebut Travis.
Baca juga: Hartanya Rp 80 Triliun, Ini Pendiri Uber yang Guncang Industri Taksi
Travis juga kembali menyinggung visinya soal masa depan transportasi. Ia meyakini di tahun 2025, tak ada lagi orang melambaikan tangan untuk menghentikan taksi di jalan. Semuanya lewat aplikasi. Namun ada syarat untuk menuju ke sana.
"Inovator sekarang menghadapi dunia fisik yang sangat diregulasi. Banyak di antaranya untuk melindungi pemain existing dan perlindungan semacam itu menghambat inovasi baru. Bagaimana kita bisa membuat aturan baru yang lebih baik dalam melayani orang dan kemajuan?" pungkas Travis.
(fyk/ash)