Gerombolan Robot Serbu Surabaya
Hide Ads

Gerombolan Robot Serbu Surabaya

Imam Wahyudiyanta - detikInet
Kamis, 02 Jun 2016 17:37 WIB
Foto: detikINET/Imam Wahyudiyanta
Surabaya - Untuk ke-15 kalinya, Kontes Robot Indonesia (KRI) digelar. Jika pada tahun lalu Yogyakarta menjadi tuan rumah, kali ini Surabaya yang mendapat kesempatan.

Ada yang berbeda pada gelaran KRI 2016 yang digelar di Supermall Surabaya Convention Center (SSCC). Jika sebelumnya hanya ada lima divisi yang dilombakan, kali ini ada tambahan satu divisi baru.

Enam divisi yang dilombakan yakni Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI), Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) kategori beroda, Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) kategori berkaki, Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI), Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI), dan Eksibisi Robot Sepak Bola Beroda (ERSB).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"ERSB adalah divisi perlombaan yang terbaru, yang seleksinya tidak diadakan di tingkat regional," ujar Ketua Dewan Juri KRI 2016 Wahidin Wahab kepada wartawan di SSCC, Kamis (2/6/2016).

Sistem kompetisi ERSB, kata Wahidin, sama seperti KRSBI. Namun bentuk robotnya saja yang berbeda. Jika RSBI menggunakan robot humanoid, maka ERSB menggunakan robot beroda.

Wahidin yang juga dosen di Universitas Indonesia ini menjelaskan, KRI 2016 diikuti oleh 114 tim robot dari 52 perguruan tinggi di Indonesia. Sebelumnya tim peserta telah tersaring melalui seleksi regional.

Ada empat regional yang ikut seleksi yakni regional 1 (Sumatera, Batam, dan Bangka); regional 2 (DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Papua, dan Sulawesi); regional 3 (Jawa Tengah, Jogyakarta, Kalimantan); dan regional 4 (Jawa Timur, Bali, NTB, NTT).

"Sebenarnya ada lima regional seleksi. Tetapi karena keterbatasan dana, maka hanya ada empat regional seleksi. Regional 5 kami masukkan ke masing-masing regional yang ada," lanjut Wahidin.

Dalam hal penjurian, kata Amin, akan dinilai berdasarkan kategori perlombaan yang ada. Ada 10 juri yang bertugas. Untuk robot ABU, penilaian akan diberikan untuk setiap pekerjaan yang dilakukan, untuk robot pemadam api akan diberikan nilai untuk robot yang paling cepat memadamkan api.

Untuk robot seni tari akan diberikan nilai berdasarkan dinamisasi dan sinkronisasi gerak, dan untuk robot bola akan diberikan nilai untuk skor mencetak gol terbanyak.

"Setiap tahun persaingan semakin ketat. Dan teknologi yang digunakan pun juga semakin canggih dibanding tahun sebelumnya," kata Wahidin.

Wahidin berharap event tahunan ini lebih menggugah dan menggali lagi ketertarikan mahasiswa terhadap teknologi. "Dan KRI ini prestisenya tinggi. Banyak yang bersaing untuk ikut, padahal kami tak memberikan hadiah uang. Hanya piagam dan piala," tandas Wahidin.

Dalam KRI 2016 ini, panitia menyiapkan enam penghargaan yakni untuk juara pertama, kedua, ketiga, juara harapan, penghargaan strategi terbaik, dan desain terbaik. Di luar itu Politenik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) telah menyiapkan satu penghargaan piala bergilir bagi juara umum KRI yakni penghargaan Prawara Eksha Nalin Syandana.

KRI 2016 akan dilombakan mulai Jumat (3/6/2016) untuk pembukaan dan babak penyisihan. Sementara babak perempat final, semi final, dan final akan dilangsungkan pada Sabtu (4/6/2016) yang kemudian berlanjut dengan penutupan. Sebelum berlomba di hari H, tim peserta terus melakukan uji coba terhadap robot-robotnya.
(iwd/ash)
Berita Terkait