Dalam akun Twitter-nya, Snowden mengungkapkan alasannya. Dikatakannya Google memutuskan untuk menonaktifkan end-to-end encryption di Allo secara default. Hal ini dinilainya cukup berbahaya.
"Membuatnya tidak aman. Hindari sekarang juga," ajak Snowdern.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Google's decision to disable end-to-end encryption by default in its new #Allo chat app is dangerous, and makes it unsafe. Avoid it for now.
β Edward Snowden (@Snowden) May 19, 2016
Sepert diketahui pada gelaran Google I/O 2016, raksasa pencarian internet ini memperkenalkan Allo. Layanan ini sejatinya sama saja dengan pesan instan yang sudah banyak beredar saat ini.
Hanya saja yang bikin penasaran adalah karena Google yang membuatnya. Jadi yang diharapkan ada inovasi menarik yang dibenamkan Google ke dalam Allo.
Sebagai dasarnya, Allo dibekali berbagai fitur standar layanan pesan instan, seperti emoji, stiker, atau mengirim photo. Tapi ada satu fitur yang baru ada di segelintir layanan pesan instan, yakni asisten digital. Ya, Google Assistant disebut dibenamkan sebagai bagian dari Allo.
Jadi dengan Google Assistant di Allo, pengguna bisa tak repot-repot harus mengetik ketika ingin menjawab pesan yang masuk. Cukup ucapkan saja, maka Google Assistant akan menerjemahkannya ke dalam bentuk teks untuk kemudian dikirim.
Google Assitant juga diklaim makin pintar, pengenalan terharap natural language ditingkatkan sehingga pengguna tak perlu harus bicara dengan bahasa yang luwes. Meski pengucapannya kaku, Google Assistant akan bisa mengenalinya.
Selain itu dibenamkannya Google Assistant di Allo juga memungkinkan pengguna mencari informasi langsung dari tampilan Allo. Tinggal sebutkan kata kuncinya, lalu kalimat yang ingin diketahui informasinya. Konsepnya seperti ketika menggunakan Google Now, hanya saja dilakukan melalui Allo. (afr/ash)