"Alibaba adalah perusahaan bernilai USD 200 miliar dan baru melakukan deal USD 1 miliar dalam satu segmen di e-commerce. Apakah berhenti sampai di situ? Rasanya tidak. Mereka masih lapar," kata seorang sumber yang detikINET kutip dari Reuters.
Menurut sumber ini, Alibaba sebenarnya mengincar beberapa target sebelum menjatuhkan pilihan pada Lazada. "Lazada langsung memberikan mereka skala besar. Jika dari awal butuh waktu lama untuk membangun, " tambah sang sumber.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami melihat Asia Tenggara sebagai kawasan strategisi dalam strategi globalisasi kami. Pasar di sana menunjukkan potensi pasar e-commerce yang signifikan. Dengan ekonomi yang berkembang, demografis atraktif, penetrasi e-commerce yang rendah dan ada 33 juta warga China," kata juru bicara Alibaba.
Kedatangan Alibaba mendukung Lazada dinilai harus diwaspadai pemain e-commerce lain di kawasan Asia Tenggara. Dan bukan tidak mungkin akan ada kerja sama antar pelaku e-commerce atau saling bergabung. Apalagi jumlah e-commerce kian bertambah.
"Pasar untuk pemain yang lebih kecil akan lebih kecil lagi karena Alibaba datang ke kawasan ini. Salah satu cara untuk bertahan adalah dengan bermitra dengan pemain lain agar bertambah besar," tutur Chris Duy Tan, konsultan di Frost & Sullivan. (ash/fyk)