Melalui sebuah riset, Ali Akbar Septiandri, Dewi Nur Aisyah, Ahmad Ataka Awaalur Rizqi dan Muhammad Rezqi menemukan bahwa metode deteksi bakteri tuberkulosis (TB) yang paling banyak digunakan di seluruh dunia adalah pemeriksaan sputum menggunakan Basil Tahan Asam (BTA).
"Metode ini banyak diterapkan di negara-negara berkembang dan negara tertinggal karena dinilai paling murah dan efisien. Namun, pemeriksaan BTA juga punya beberapa kekurangan," kata Dewi, mewakili teman-temannya mempresentasikan TB DeCare di hadapan juri Imagine Cup 2016 di @america, Pacific Place, Rabu (6/4/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena alasan itu, tim yang seluruh anggotanya sedang bersekolah di Inggris ini ingin mengembangkan sebuah sistem terintegrasi untuk menjawab permasalahan TB, melalui sebuah aplikasi yang mereka beri nama Tuberculosis Detect and Care atau TB DeCare.
Pertama, TB DeCare terintegrasi dengan alat pendeteksi otomatis yang memanfaatkan digital image processing dari sputum (dahak) pasien.
Metode ini mengadaptasi penelitian yang sudah dilakukan oleh Forero et al di 2006, yakni menggabungkan metode segmentasi dan Gaussian Mixture Model untuk mengidentifikasi Mycobacterium tuberculosa di dalam sputum. Hasil penelitian menunjukkan, metode ini mampu meningkatkan sensitivitas deteksi hingga 98% dan spesifisitas sebesar 99%.
Kedua, agar alat pendeteksi TB ini dapat terjangkau di daerah-daerah terpencil, maka tim Garuda 45 juga mengembangkan mikroskop portable dengan menggunakan ponsel.
"Kami mengadaptasi sebuah alat yang mampu meningkatkan kapasitas kamera ponsel untuk menjadi mikroskop dengan perbesaran hingga 1000x dengan harga yang sangat terjangkau," kata Dewi.
Melalui alat ini, pendeteksian bakteri TB pada sputum pasien tidak lagi memerlukan kinerja evaluasi laboran dan mikroskop di laboratorium, namun dapat diterapkan secara otomatis hanya dengan menggunakan ponsel.
TB DeCare merepresentasikan alat diagnosis TB yang mudah, efisien, dengan hasil yang akurat. Permasalahan lain dari TB adalah rendahnya angka kepatuhan berobat pasien yang dapat menyebabkan kejadian putus berobat bahkan resistensi terhadap obat (MDR TB – Multi Drug Resistant TB).
Oleh sebab itu, TB DeCare juga terintegrasi dengan portal informasi TB sekaligus aplikasi pengingat minum obat secara otomatis. Melalui sistem TB DeCare, dokter atau tenaga kesehatan dapat memasukkan data setiap pasien yang telah terdektesi terinfeksi dengan TB serta mengevaluasi pengobatan pasiennya. Data demografi, gejala, riwayat penyakit, pengobatan, evalusi vital pasien akan terekam dalam sistem TB DeCare.
"Tujuan kami adalah menyediakan metode pendeteksi berbiaya rendah, namun dengan tingkat akurasi tinggi," sebut Dewi lagi.
Datang jauh dari Inggris, kolaborasi empat mahasiswa yang berkuliah di University of Edinburgh, University College London dan King's College London ini tak sia-sia. Proyek TB DeCare menjadi pemenang Imagine Cup 2016 tingkat nasional untuk kategori World Citizenship.
Kehadiran tim Garuda45 sendiri memberikan warna baru di kompetisi Imagine Cup tahun ini. Hal ini menjadikan Imagine Cup 2016 sebagai kompetisi dengan peserta paling beragam sepanjang sejarah Imagine Cup di Indonesia.
Technical Evangelist Developer Experience & Evangelisn Group Microsoft Indonesia Irving Hutagalung mengatakan, ini juga menjadi pertama kalinya Imagine Cup menggunakan Skype sebagai fasilitas presentasi peserta yang berada di Inggris.
"Karena jarak, di tahap seleksi penjurian kita berkomunikasi via Skype. Kami sarankan mereka datang nanti saja ketika masuk final. Dan mereka ini baru tiba dari Inggris kemarin. Presentasi langsung, besok sudah harus pulang lagi ke Inggris. Kebayang kan, makanya muka-muka ngantuk semua," canda Irving.
Sebagai salah satu juara Imagine Cup 2016 tingkat nasional, tim Garuda45 punya kesempatan untuk mewakili Indonesia di Imagine Cup 2016 tingkat global di Seattle, Washington, Amerika Serikat.
Namun Garuda45 masih akan diadu lagi dengan dua pemenang tingkat nasional dari kategori berbeda. Seperti tahun sebelumnya, ada tiga kategori yang dilombakan di ajang kompetisi yang digelar Microsoft ini, yakni Games, Innovation dan World Citizenship.
Selain Garuda 45, jawara Imagine Cup 2016 tingkat nasional lainnya adalah tim None Developers dari Universitas Trunojoyo Madura untuk kategori 'Games' dan Hoome dari Institut Teknologi Bandung dan Telkom University di kategori 'Innovation'. Dari tiga tim juara di masing-masing kategori ini, hanya satu yang nantinya akan membela nama Indonesia di Seattle.
(rns/rou)