"Indonesia adalah negara mobile-first. Seperti sudah sering dibilang, penetrasi internet di Indonesia sendiri juga cepat, dipicu oleh smartphone yang makin affordable. Dan ini juga memicu pertumbuhan startup yang juga cepat disertai dengan bermunculannya berbagai aplikasi. Tapi masih sedikit aplikasi yang masuk dalam Top Apps," kata Head of Marketing Google Indonesia Veronica Utami saat sesi konferensi pers Google for Mobile Indonesia, di Sheraton Hotel Gandaria City Jakarta, Kamis (31/3/2016).
Untuk mengejar kebutuhan tersebut, terlebih lagi jika melihat Indonesia sebagai salah satu pasar utama Android, membuat Google Indonesia tergerak mendukung developer lokal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan survei Google, masalah marketing menempati urutan teratas yang menjadi tantangan bagi para developer. Tantangan lainnya adalah masalah desain, pengembangan, distribusi di multiple platform, testing dan support.
"Kami gembleng developer agar mereka membuat aplikasi yang sesuai kebutuhan dan memenuhi keinginan user. Misalnya bagaimana supaya aplikasinya tidak boros data, ukurannya kecil sehingga tidak makan banyak memori, menghubungkan offline menjadi online. Pada akhirnya nanti aplikasi yang dihasilkan berkualitas,"Β paparnya.
Google for Mobile hanya salah satu strategi Google Indonesia mengejar targetΒ 100 ribu developer hingga 2020 mendatang. Seperti diketahui, saat Presiden Joko Widodo mengunjungi markas Google di Silicon Valley, Amerika Serikat Februari lalu, CEO Google Sundar Pichai menyampaikan komitmennya melatih 100 ribu mobile developer. Itu sebabnya, dalam empat tahun ke depan Google Indonesia sibuk menggelar berbagai event untuk mewujudkan target tersebut.
Selain event Google for Mobile, Google Indonesia punya tiga program utama untukΒ melatih para developer yakni Online (kursus Udacity di Indonesia), Universities (kurikulum Android yang disesuaikan untuk mahasiswa Indonesia) dan Indonesia Android Kejar di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya dan Yogyakarta. (rns/rou)