Thomas Jul, Presiden Direktur Ericsson Indonesia, menjelaskan apa yang dimaksud oleh gangguan tersebut, yang menurutnya akan terjadi di semua sektor industri. Menurut pria berkebangsaan Denmark itu, salah satu contoh 'gangguan' tersebut terjadi di industri media dan musik.
"Saya setiap pagi masih membaca berita dari koran, namun anak saya memilih membaca berita secara online, karena menurut mereka lebih cepat. Buat apa menunggu sampai keesokan hari untuk membaca berita yang terjadi saat ini, kata mereka," pungkas Jul, di Jakarta, Senin (21/3/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apakah gangguan itu positif atau negatif? Itu semua tergantung dari sisi mana melihatnya. Pelaku industri CD tentu akan melihatnya sebagai hal negatif, namun dari sisi konsumen, mungkin akan jadi hal positif," lanjutnya.
Ericsson sendiri memprediksikan akan ada 50 miliar perangkat yang saling terkoneksi di seluruh dunia pada tahun 2020. Semua itu didukung oleh kekuatan fundamental dalam teknologi informasi, yaitu broadband, mobilitas dan cloud.
Ketiga hal tersebut akan menciptakan bentuk-bentuk bisnis digitalisasi, dan menciptakan berbagai kesempatan yang sebelumnya belum pernah terpikirkan. Hal inilah yang akan menyebabkan 'gangguan digital' tersebut.
Ericsson pun menilai kalau 5G, internet of things (IoT), dan cloud computing adalah topik terpanas dalam industri teknologi komunikasi. Dan ketiga hal itulah yang saat ini tengah digeber habis-habisan oleh perusahaan asal Swedia tersebut. (asj/ash)