Sebelumnya diberitakan, Apple enggan memenuhi permintaan FBI yang menginginkan akses pintu belakang di iPhone dengan alasan untuk menelusuri jejak terorisme.
CEO Apple Tim Cook beralasan, kalau Apple memberikan akses tersebut ke FBI maka jutaan pengguna iPhone akan terancam privasinya. Perlawanan Apple ini pun lantas didukung berbagai perusahaan teknologi lainnya yang beroperasi di AS, seperti Google, Facebook, bahkan Samsung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bedanya, yang diincar DoJ adalah WhatsApp. Layanan pesan instant yang sekarang dimiliki Facebook ini diketahui memiliki sistem enkripsi yang terbilang ketat. Dengan alasan agar dapat mengungkap kasus kejahatan dan peredaran narkoba, ke depannya DoJ pun berencana meminta WhatsApp memberikan akses ke Departemennya.
Tapi permasalahan semacam ini sebenarnya bukan yang pertama kali dialami WhatsApp. Bulan lalu WhatsApp sempat berurusan dengan pihak
berwajib di Brazil yang meminta akses ke salah satu akun kepunyaan terduga bandar narkoba.
"WhatsApp tidak bisa memberikan informasi yang kami tidak miliki," respons WhatsApp menanggapi permintaan pihak berwajib di Brazil ketika itu. Sayang, tindakan ini malah berujung pahit. Salah satu petinggi Facebook di Brasil harus rela digelandang pihak berwajib karena dianggap menyembunyikan informasi kejahatan. (yud/rns)