Dalam pengumuman resminya, Twitter telah menghapus sebanyak 125 ribu akun selama enam bulan terakhir. Akun-akun tersebut telah menyebarkan ancaman dan mengajak untuk mendukung gerakan ISIS.
"Seperti kebanyakan orang di seluruh dunia, kami takut dengan kekejaman yang dilakukan kelompok ekstemis. Kami mengutuk penggunaan Twitter untuk mempromosikan terorisme. Aturan Twitter cukup jelas bahwa segala bentuk prilaku ancaman kekerasa tidak diizinkan di layanan kami," tulis Twitter dalam blog resminya seperti dikutip dari CBSNews, Sabtu (6/2/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, media sosial kerap digunakan oleh kelompok teroris untuk menyebarkan propaganda dan merekrut lebih banyak anggota. Laporan Brookings tahun lalu menyebutkan keberadaan ISIS di media sosial cukup banyak.
Di Twitter misalanya, mereka menemukan 90 ribu lebih akun terkait ISIS. Dan satu dari lima pendukung ISIS menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utamanya.
Saat ini seluruh media sosial tengah berusaha membedung aktivitas ISIS. Segala upaya telah dilakukan agar konten yang terkait terorisme tidak dapat menyebar luas. Salah satunya seperti dilakukan oleh Twitter, yakni menutup akun-akun terkait ISIS. (afr/afr)