"Kami mengetahui Facebook Messenger dapat memesan Uber. Tapi kami lebih memilih aplikasi yang satu kawasan dengan Go-Jek, yakni Line," ujar Chief Brand Director Go-Jek Michaelangelo Moran saat ditemui usai acara kemitraan Line dan Go-Jek di Exodus, Jakarta Selatan, Rabu (3/2/2016).
Selain alasan satu rumpun, dipilihnya Line tidak terlepas dari tersedianya solusi bisnis yang dimiliki aplikasi pesan instan asal Jepang ini. Solusi bisnis tersebut diklaim mampu memberikan pengalaman unik dan kemudahan bagi pengguna Go-Jek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan solusi Line Business Connect kami ingin mengolaborasikan loving engagement dengan kebutuhan sehari-hari," kata Nadiem.
Lewat solusi ini, pengguna Line dapat memesan langsung layanan Go-Ride tanpa perlu membuka aplikasi Go-Jek. Cukup menekan 'add' di akun resmi Go-Jek yang ada di aplikasi Line.
Pengguna kemudian diminta melakukan registrasi dengan memasukkan email dan nomor telepon. Setelahnya barulah mereka bisa memesan dengan mengirimkan pesan 'Order'.
"Jika pengguna sudah registrasi di aplikasi Go-Jek akan langsung dikenali. Sehingga tidak dua kali registrasi. Proses pemesannya pun tidak berbeda dengan aplikasi Go-Jek," terang Nadiem.
Lebih lanjut Nadiem menjelaskan pengembangan layanan tersebutΒ memakan waktu enam bulan. Untuk saat ini pemesanan Go-Ride dari aplikasi Line baru bisa dilakukan di 10 kota besar. Mulai dari Jakarta, Bandung, Bali, Yogyakarta, Palembang hingga Balikpapan.
Sayangnya meski sudah berkolaborasi dengan Line yang punya fasilitas VoIP, pihak Go-Jek belum mengolaborasikannya. Alhasil pengguna masih harus menghubungi pengendara Go-Ride menggunakan telepon biasa.
"Driver Go-Jek kan tidak semuanya instal aplikasi Line. Jadi harus telepon atau SMS seperti di aplikasi Go-Jek," tutur Nadiem.
Untuk pengguna awal, Go-Jek memberikan tumpangan gratis bagi pengguna. Selain itu mereka menawarkan masker yang bergambar karakter Line. (afr/fyk)