Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Seksinya ASEAN bagi Aplikasi Ride Sharing

Seksinya ASEAN bagi Aplikasi Ride Sharing


Adi Fida Rahman - detikInet

Foto: detikcom/Adi Fida Rahman
Jakarta - Melonjaknya pengguna perangkat mobile di Asia Tenggara membuka peluang besar bagi aplikasi ride sharing. Ini pula yang menjadi alasan Grab belum mau ekspansi ke luar Asia Tenggara.

Co-Founder Grab Tan Hooi Ling mengatakan, pasar di Asia Tenggara masih begitu luas dan belum tergarap semuanya. Penetrasi pengguna smartphone pun terus tumbuh tiap tahun.

"Asia Tenggara adalah rumah kami. Jadi kami lebih memahami kondisi pasarnya. Itulah kenapa kami memilih untuk fokus di sini meski banyak tawaran dan permintaan dari negara lain. Karena potensinya begitu besar," ujar Tan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masalah transportasi di Asia Tenggara juga masih banyak dan dibutuhkan solusi," timpal CEO & Co-Founder Grab Anthony Tan.

Lantaran adanya berbagai masalah transportasi itulah kenapa Anthony dan Tan mendirikan Grab empat tahun lalu. Didorong kebutuhan masyarakat, aplikasi ride-sharing ini diklaim terus berkembang.

Grab mencatat pertumbuhan jumlah tumpangan sebesar 35% untuk layanan GrabCar pada pertengahan tahun 2015. Sementara layanan GrabBike tembus 75%.

Kata Anthony, pencapaian tersebut berkat strategi lokalisasi yang dijalankan. Di setiap negara, Grab menghadirkan layanan yang berbeda-beda. Hal tersebut berdasarkan pada kebutuhan dari masyarakat setempat.

"Dulu saya menghadirkan GrabBike pertama kali di Vietnam. Ternyata di Indonesia ada pasar ojek. Lalu kami menghadirkannya ke sana untuk memudahkan masyarakat memesan ojek sehingga menghemat waktu ketika macet," terang pria berdarah Malaysia ini.

Memberikan pengalaman yang berbaik saat menggunakan layanan juga tak kalah pentingnya. Menyadari hal tersebut, Grab rela mengucurkan dana segar untuk membuka pusat riset dan pengembangan di Seatle, Amerika Serikat, serta di China dan Singapura.

"Kenapa kami merekrut banyak engineer? Kami percaya satu baris kode itu lebih powerful dari ratusan kampanye produk. Membuat aplikasi tidak crash dan sukar diretas itu penting," tegas Anthony.

Bicara pasar Indonesia, Grab tentu memandang sangat penting. Bahkan pasar terbesar disebut berada di Indonesia.

"Sangat-sangat penting. Pasarnya besar dan pertumbuhannya juga sangat pesat. Bahkan paling pesat di Asia Tenggara. Karena itu kami berani investasi cukup besar di Indonesia," tutup bos Grab ini.

(afr/ash)
TAGS







Hide Ads