Hati-hati, Video Musik Online Bisa Picu Remaja Merokok dan Minum Alkohol
Hide Ads

Hati-hati, Video Musik Online Bisa Picu Remaja Merokok dan Minum Alkohol

Rahma Lillahi Sativa - detikInet
Rabu, 20 Jan 2016 16:39 WIB
Foto: Getty Images
Jakarta - Remaja sering menghabiskan waktunya di depan internet demi melihat video musik milik idolanya. Tak jarang mereka meniru apa yang dilakukan sang idola dalam video musik tersebut, meski hanya untuk seru-seruan saja.
Β 
Padahal dengan alasan kebebasan berkreasi, video musik, terutama yang dimiliki musisi Barat, kerap terang-terangan memperlihatkan perilaku seperti merokok, minum alkohol, termasuk menggunakan kata-kata kasar sebagai lirik lagu.

Oleh peneliti dari University of Nottingham, video musik semacam ini dianggap mendorong perilaku merokok dan mengonsumsi alkohol pada remaja. Sebab remaja berpikir bahwa perilaku yang diperlihatkan dalam video musik tersebut merupakan perilaku positif atau setidaknya diperbolehkan.

Peneliti sampai pada kesimpulan tersebut setelah mengamati video musik yang diunggah di situs YouTube dan masuk dalam 40 peringkat teratas tangga lagu di Inggris pada periode 3 November 2013 hingga 19 Januari 2014.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian peneliti melakukan polling terhadap 2.068 orang berumur 11-18 tahun dan 2.232 orang berumur di atas 19 tahun. Masing-masing dari mereka ditanya apakah sudah menonton video musik-video musik tersebut atau belum.

Hasilnya, 22 persen partisipan muda mengaku sudah menonton video musik yang dimaksud peneliti. Akan tetapi hanya 6 persen generasi dengan usia di atasnya yang melakukannya.

Dari pengamatan peneliti, lagu berjudul Trumpets milik penyanyi Jason Derulo dan Blurred Lines karya Robin Thicke dianggap sebagai video musik dengan konten yang paling banyak berkaitan dengan rokok; sedangkan lagu hit milik rapper Pitbull, Timber dan Drunk in Love milik penyanyi sekelas Beyonce dianggap sebagai video musik yang paling banyak mendorong konsumsi alkohol.

Menurut peneliti, dorongan untuk melakukan perilaku serupa paling banyak terlihat pada remaja perempuan berumur 13-15 tahun, meski sebetulnya video musik-video musik yang mereka lihat tidak benar-benar memperlihatkan adegan merokok ataupun minum alkohol, tetapi hanya menyiratkan dalam liriknya.

Jumlah impression atau kesan visual maupun verbal yang tersirat tentang rokok dan alkohol pada video musik-video musik tersebut sangat tinggi.

"Padahal kami hanya menghitungnya untuk satu kali menonton saja. Sedangkan remaja bisa menonton video ini puluhan kali, jadi mungkin dampaknya bisa lebih besar dari perkiraan kami," kata peneliti, Dr Jo Cranwell seperti dikutip dari BBC, Rabu (20/1/2016).

Dr Cranwell juga berharap ada peraturan yang ketat untuk mengendalikan konten dari video musik-video musik ini. British Board of Film Classification sendiri sudah mulai menerapkan aturan pembatasan usia untuk mengakses video musik yang beredar lewat internet sejak tahun lalu. (lll/ash)