Salah satu pekerjaan rumah terpenting menurut Violet Liem, co-Founder dan CEO Lunch Actually Group adalah menumbuhkan kepercayaan masyarakat Indonesia. Hal ini dikatakan menjadi tantangan tersendiri, mengingat reputasi layanan kencan online yang kerap disandingkan dengan sejumlah kasus penipuan maupun prostitusi berkedok online.
"Kami paham dengan problematika seperti itu. Karenanya, kami hadir dengan sistem dan layanan yang berbeda dari yang sudah ada. Kami berani menjamin keabsahan data anggota. Kroscek data itu penting dilakukan," ujar Violet ketika menggelar konferensi pers di Kota Kasablanka, Jakarta, Selasa (19/1/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Persaingan di ranah layanan kencan memang ketat. Apalagi rata-rata mereka menawarkan aplikasi atau layanan dengan cuma-cuma, sedangkan kami bayar. Tapi di balik itu semua ada benefit yang didapat," tutur Violet.
Memang, untuk bisa menggunakan eSynchrony pengguna harus berlangganan dengan biaya minimal Rp 800.000 untuk periode waktu dua bulan. Selama itu, pengguna bisa bebas mencari pasangan.
Namun, apabila dalam waktu dua bulan tidak mendapat kencan atau bertemu langsung, pihak eSynchrony akan memperpanjang keanggotaan hingga si anggota tersebut mendapat kencan. Pihaknya pun menjamin tidak akan ada akun palsu yang mendaftar dan semua anggota dijamin single.
Bagi yang merasa kurang percaya diri, tim konsultan dari eSynchrony juga akan turun tangan dan membantu anggota dalam memilih pasangan. Apabila 70% kriteria cocok, maka keduanya bisa saling bertemu.
Tak hanya itu, dalam penelitian yang dikakukan oleh Lunch Actually Group, terlihat bahwa masyarakat Indonesia punya kriteria tersendiri dalam menentukan pasangan. Ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam mencari pasangan, seperti pekerjaan mapan, fisik yang bagus, dan pendapatan.
Sementara untuk gender, Lunch Actually Group menemukan perbedaan yang menarik. Sebesar 43% kaum hawa masih ragu apakah mereka mampu menemukan pasangan hidup, sedangkan kaum adam hanya 39%. (mag/fyk)