Perang harga! Itulah gambaran yang sehari-hari dilihat di situs belanja online (e-commerce) Indonesia saat ini. Konsumen tentu sangat diuntungkan dengan kondisi ini. Namun bagi pemilik lapak, mau sampai kapan terus 'berdarah-darah'?
Dian Siswarini, Presiden Direktur XL Axiata yang menaungi situs e-commerce Elevenia, bahkan menyebut kondisi persaingan e-commerce Indonesia sudah gila-gilaan.
"Sekarang banyak pemain asing yang masuk. Kemarin Pak Rudi (Menkominfo Rudiantara-red.) bilang ada lagi yang mau masuk, jadi semua kayanya mau masuk ke Indonesia. Padahal perilaku belanja online sendiri masih belum banyak, sekarang masih 2% dari total retail," ungkap Dian saat berbincang dengan beberapa media di Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau gak diskon 70% gak dibeli. Caranya berkompetisi saat ini memang masih perang harga. Memang, kalau dari penyerapan atau jumlah transaksi di Elevenia itu sudah lebih besar dari yang kita perkirakan, tapi dari sisi spent (pengeluaran-red.) juga lebih besar dari yang kita perkirakan," Dian mengungkapkan.
"Jadi kalau dilihat iklan di TV, media cetak dan digital kalau dulu yang perang operator telekomunikasi, sekarang e-commerce. Ada Tokopedia, Lazada, BliBli dan segala macam, jadi gila-gilaan di situ," lanjutnya.
Elevenia sendiri di awal dibentuknya punya target balik modal (break even point/BEP) sekitar tahun 2018 atau 5 tahun setelah diluncurkan. Namun mungkin dengan kondisi saat ini ada dua kemungkinan. Bisa lebih cepat dan malah molor.
Sebab dengan pemain lebih banyak sebetulnya edukasi ke masyarakat jadi lebih tinggi. Cuma masalahnya harus dicari jurus jitu untuk bisa menggaet pelanggan selain dari jurus banting harga.
(ash/ash)