Saat berbincang santai dengan detikINET di sela kesibukannya melawat ke negeri Paman Sam, Selasa (27/10/2015), menteri yang akrab disapa Chief RA itu masih sempat memberikan kabar tentang agenda utamanya di San Francisco mulai 28 Oktober 2015.
"Proceed ke West Coast sesuai jadwal sebelumnya. Lusa di Silicon Valley. Meeting dengan VCs, pertemuan dengan diaspora, pertemuan dengan komunitas para inkubator, pertemuan dengan Microsoft, Google, Facebook, dan Apple," paparnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun sebelum pulang ke Indonesia, Jokowi juga telah menugaskan Menkominfo Rudiantara, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani, dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf untuk menemui para bos besar teknologi di Silicon Valley.
Dalam kunjungannya ke Silicon Valley, selain dihadiri oleh keempat petinggi negara tersebut, ikut hadir juga para bos startup teknologi ternama asal Indonesia seperti Nadiem Makarim, Ferry Unardi, William Tanuwijaya, Andrew Darwis, dan Emirsyah Satar. Selain itu, ada juga pegiat inkubator dan investor seperti Yansen Kamto dan Donald Wihardja.
Mereka dibawa untuk menunjukkan kepada para komunitas teknologi di Silicon Valley bahwa Indonesia juga punya startup unicorn dengan valuasi di atas USD 1 miliar dan berniat menjadi jawara ekonomi digital di Asia Pasifik dengan cara menumbuhkan seribu digital entrepreneur yang memiliki total valuasi USD 10 miliar atau hampir Rp 150 triliun.
Agenda ini semula akan ikut dihadiri oleh Jokowi. Namun sayangnya, presiden memutuskan untuk batal dan meminta kepada Rudiantara dan sejumlah menteri lainnya agar terus melanjutkan misi mereka di kawasan West Coast.
"Bersama industri di Indonesia kami mempunyai visi tentang 1.000 teknopreuner sampai 2020. Kami akan lihat bagaimana Silicon Valley menjalankan ekosistemnya, antara lain yang berkaitan dengan mentors network, talent pool, events, patent filings, dan lain-lain," lanjut Chief RA.
Agenda ini semula akan ikut dihadiri oleh Jokowi. Namun sayangnya, presiden memutuskan untuk batal dan meminta kepada Rudiantara dan sejumlah menteri lainnya agar terus melanjutkan misi mereka di kawasan West Coast.
"Tentunya beberapa mitra dan diaspora Silicon Valley ingin bertemu presiden secara pribadi. Namun dengan empat anggota kabinet ke San Francisco tidak akan mengubah substansi yang akan dibahas," masih kata Rudiantara.
Presiden Jokowi semula dijadwalkan berkunjung ke inkubator Plug and Play dan bertemu dengan para fund manager dan sejumlah venture capital besar seperti Sequoia Capital, Accel, Kliener, Perkins Caufield Briers, Tiger Global, Andreessen Horowitz dan Coatue Management.
Selain itu, ada juga agenda bertemu dengan para diaspora Indonesia dan komunitas Silicon Valley untuk meresmikan Palapa Ventures Capital untuk mendapatkan investasi bagi para startup teknologi.
Rudiantara dan para menteri lainnya juga akan mewakili presiden dalam pertemuan dengan CEO Microsoft Satya Nadella dan makan malam dengan CEO Apple Tim Cook. Selain itu, rombongan Menkominfo dkk juga akan mewakili Jokowi berkunjung kantor pusat Facebook dan Google.
Di Googleplex, Jokowi semula akan membicarakan proyek balon internet Google dalam Project Loon agar bisa dibawa ke Indonesia. Rencananya, uji coba ini akan menggandeng tiga operator seluler yang beroperasi di frekuensi 900 MHz, yakni Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata.
Di sela agenda itu, Presiden Jokowi juga sempat dijadwalkan untuk mengunjungi museum sejarah komputer, serta berkunjung ke kantor Marvell Technology Group (MTG) yang merupakan salah satu perusahaan teknologi tersukses dunia yang didirikan oleh keturunan Indonesia, Sehat Sutarja.
Setelah agenda pertemuan itu usai, Menkominfo rencananya akan menghabiskan waktu seharian untuk berkumpul dengan diaspora yang ada di Silicon Valley, khususnya 60 orang warga Indonesia yang bekerja di kantor pusat Google.
"Di sana kita nanti menjelaskan ke mereka kalau Indonesia sedang membangun ekosistem untuk berkembangnya ekonomi digital. Jadi kita akan bicarakan juga soal strategi pengembangannya," jelas Rudiantara.
Dalam pertemuan dengan 60 orang Indonesia yang bekerja di Google tersebut, menteri berharap, para diaspora ini akan memberikan masukan berharga bagi pemerintah Indonesia yang tengah berusaha membangkitkan kewirausahaan berbasis internet.
"Kita serap ilmu-ilmu dari mereka sebanyak mungkin untuk bantu mengembangkan ekosistem di Indonesia. Suatu saat pas mereka balik, di saat ekosistem Indonesia sudah baik, mereka akan punya kebanggaan tersendiri telah ikut berkontribusi untuk negaranya," tandas Chief RA.
(rou/rou)