Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Hackathon Merdeka 2.0
Bandung Butuh Jagoan Coding Demi Smart City
Hackathon Merdeka 2.0

Bandung Butuh Jagoan Coding Demi Smart City


Baban Gandapurnama - detikInet

Ridwan Kamil (kredit foto: Yudi Mahatma)
Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil membuka kompetisi Hackathon Merdeka 2.0. Kang Emil, sapaan akrabnya, sempat mengungkapkan soal Pemkot Bandung yang membutuhkan belasan tenaga ahli coding guna memantapkan konsep smart sity.

Emil pun siap menggaet para ahli coding yang tengah berlaga di acara tersebut. "Bandung butuh waktu tiga tahun mendatang untuk visinya menjadi smart city," ujarnya usai membuka lomba membuat aplikasi yang dihelat di Gedung IDeC Telkom, Jalan Gegerkalong Hilir, Kota Bandung, Sabtu (24/10/2015).

Melihat keseriusan mewujudkan kota cerdas, maka diperlukan tenaga-tenaga yang memahami soal bahasa pemrograman. Hal ini ada kaitannya dengan aplikasi-aplikasi yang dibuat dan disiapkan Pemkot Bandung demi pelayanan mudah dan cepat bagi masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apalagi, Bandung merupakan Ketua Aliansi Smart City Asia Afrika. "Tahun depan (2016), saya menyiapkan tim unit khusus untuk coding karena kota Bandung banyak sekali (aplikasi). Kita kaget ada seribu aplikasi. Sekarang baru punya 320 aplikasi," ungkap wali kota yang aktif di media sosial tersebut.

Smart city digadang-gadang mampu mengkonversi urusan manual menjadi urusan yang terbantu oleh teknologi. "Kantor atau perusahaan swasta itu semua urusan pekerjaannya canggih. Kalau kita ke masalah birokrasi pemerintah, masak manual. Sekarang kita konversi pola lama ini jadi baru, istilahnya untuk kota namanya smart city. Itu disepakati oleh dunia," lanjut Emil.

Ia lalu mencontohkan, Singapura memiliki 1.600 aplikasi yang antara lain untuk urusan kependudukan, lalu lintas dan mencari restoran. "Jumlah aplikasi yang dibutuhkan oleh wali kota dan bupati di Indonesia jumlahnya 200-an. Kita butuh aplikasi seperti untuk keperluan data KTP, CCTV, emergency, komplain warga, manajemen proyek dan lainnya," tutur pria yang dikenal juga sebagai arsitek ini.

Lebih lanjut kata Emil, kegiatan anak muda dalam bidang TI perlu didukung penuh. Begitupun even kompetisi Hackathon Merdeka. "Ya nanti kan hasilnya (aplikasi) kita yang pakai," imbuhnya.

Dalam kesempatan itu Emil mengaku bangga dengan perhelatan Hackathon Merdeka 2.0 yang berlangsung di 28 kota seluruh Indonesia pada 24-25 Oktober 2015 dengan total pesertanya berjumlah 1.700 orang. "Ini bisa pecahkan rekor dunia, kalau mau dibandingkan. Karena rekor dunia terbanyak coding itu pada 2013 berjumlah 1.200 orang di MIT, Amerika. Ya, menunjukkan orang Indonesia itu pintar," pungkasnya.

(bbn/ash)





Hide Ads