Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Laporan dari Seattle
Kilas Balik Para Juara Inovasi Microsoft
Laporan dari Seattle

Kilas Balik Para Juara Inovasi Microsoft


Rachmatunnisa - detikInet

Tim Eyenaemia (dok. microsoft)
Seattle - Dalam hitungan jam, para peserta Imagine Cup 2015 akan unjuk kebolehan. Di hadapan para juri, para pelajar terpilih dari 33 negara akan mempresentasikan inovasi yang mereka buat.

Sejak digelar pada 2003, event tahunan yang digelar raksasa software Microsoft ini sudah menelurkan banyak temuan inovatif dari anak muda berbakat dari berbagai negara, termasuk dari Indonesia.

Beberapa di antaranya yang pernah jadi peserta, ada yang direkrut bekerja di Microsoft, mendirikan startup dan aplikasi buatan mereka menjadi manfaat bagi lingkungan sekitarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Imagine Cup mewadahi kesempatan bagi para pelajar yang suka teknologi, developer muda, entepreneur dengan cita-cita tinggi, membuat rencana bisnis dan pemahaman mengenai apa yang diperlukan di masyarakat. Melalui Imagine Cup, para anak muda cemerlang berkumpul dan menginspirasi kekuatan inovasi yang dibuat para pelajar," ujar Jennifer Ritzinger kepada media di Hyatt House, Seattle, Redmond, Washington, Amerika Serikat.

Sambil menantikan para peserta berlaga di World Final Imagine Cup 2015, tidak ada salahnya melakukan sedikit kilas balik Imagine Cup di tahun lalu.

Dari 33 tim yang bertanding, Microsoft harus memilih tiga tim terbaik untuk tiga kategori yang dilombakan: World Citizenship, Innovation dan Games. Para pemenang di setiap kategori tersebut sebagai berikut.

World Citizenship

Di kategori ini, gelar juara 1 disabet oleh Eyenaemia dari Australia. Tim yang terdiri dari dua mahasiswa bidang kesehatan Jarrel Seah dan Jennifer Tang ini membuat aktivitas menyenangkan seperti selfie menjadi alat bantu di bidang medis.

Aplikasi Eyenaemia menganalisa apakah seseorang mengidap anemia atau tidak dengan melakukan screening foto selfie mereka. Menarik dan inovatif bukan?

Innovation

Di kategori ini, ada Estimeet dari Selandia Baru. Chris Duan, Derek Zhu, Hayden Do dan Jason Wei memukau para juri dengan aplikasi mereka yang bisa membuat kita tak perlu khawatir menunggu ketika teman janji bertemu.

Dengan Estimeet, pengguna tak perlu berulang kali mengirim SMS atau menelepon menanyakan sudah di mana mereka. Aplikasi ini memperlihatkan perkiraan waktu teman akan datang dan melacak keberadaan mereka saat sedang dalam perjalan menuju tempat bertemu.

Games

Brainy Studio dari Rusia berhasil menjuarai kategori game di Imagine Cup 2014. Mereka membuat game bernama TurnOn. Nama ini sekaligus sebagai karakter utama game mereka percikan daya listrik. TurnOn punya tugas menyediakan daya listri bagi sebuah kota.

Inspirasi dari game ini adalah event tahunan 'Earth Hour', di mana seluruh negara memberlakukan gerakan hemat listrik di hari tersebut. Game ini punya pesan sosial untuk peduli akan lingkungan, dimulai dengan penghematan listrik.

Selain mendapat uang tunai puluhan juta dolar Amerika, mereka juga mendapat bimbingan khusus untuk memasarkan aplikasi mereka. Mereka juga punya kesempatan bertemu dan dimentori CEO Microsoft Satya Nadella, pendiri Code.org Hadi Partovi dan GM Reddit Erik Martin.

Indonesia sendiri tahun ini diwakili oleh tim Alix dari UNIKOM Bandung dengan aplikasi Solidare di kategori World Citizenship. Aplikasi ini membantu anak yatim piatu dan tidak mampu agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

Berbicara mengenai kiprah Indonesia di Imagine Cup, kita punya catatan yang patut diperhitungkan. Pada 2013, tim Solite Studio dari Universitas Trunojoyo Madura, berhasil mengharumkan Indonesia di posisi runner up kategori game dengan aplikasi 'Save the Hamster.'



Asadullohil Ghalib Kubat, team leader Solite Studio, kini menjadi 'tren setter' studio aplikasi di Madura. Keberhasilan Ghalib membawa nama Indonesia di St. Petersburg, Rusia, menginspirasi anak-anak muda lain di Madura untuk belajar membuat aplikasi dan mendirikan startup.

Selain Solite Studio, jebolan Imagine Cup lainnya adalah Arief Widhiyasa yang kini menjadi CEO Agate Studio. Sejak didirikan pada 2009, sudah ratusan game lahir dari ide-ide kreatif kru Agate.



Dengan sederet prestasinya, studio developer yang bermarkas di Bandung ini pun kian dikenal, baik di industri game dalam negeri maupun kancah internasional.

Apakah di Imagine Cup tahun ini Indonesia akan menang di kategori World Citizenship? Yang jelas, berbagai persiapan matang sudah mereka lakukan dan siap menghajar lawan. Alix berusaha memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Hasilnya, kita masih harus menunggu World Final Imagine Cup 2015 digelar dan mengumumkan juaranya.

(rns/ash)







Hide Ads