Itulah realita di Indonesia yang boleh jadi banyak disadari sekaligus tak semuanya ngeh. Setidaknya, mengacu berbagai catatan, forum gawai utama ini melibatkan sejumlah merek mapan yakni Apple, Android, BlackBerry, dan campuran seluruhnya (seperti Gadtorade).
Kita mulai dengan Apple. Antonius Widjaja, karib dipanggil Oppa, adalah salah satu ikon terkait statusnya yang dalam sepuluh tahun terakhir menjadi moderator utama forum daring id-iPad, id-Mac, serta id-AppleiOS di seluruh Indonesia. Forumnya sendiri ada yang sudah eksis sejak 2005.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
βAwalnya saya juga member biasa sejak tahun 2004, waktu itu sarananya pakai milis, terutama di Yahoo Group Mail. Produk Apple dan internet di Indonesia saat itu belum sebanyak sekarang, namun anggota milisnya sih sudah lumayan banyak,β katanya kepada penulis, Jumat (22/5).
Pemilik usaha Arjuna Multimedia di kawasan Pajajaran, Bandung ini, terus terang mengakui awalnya menjadi member super aktif agar eksis. Maka itu, setelah mendirikan id-Mac, dia pun didaulat jadi moderator id-iPad seiring perilisan gawai tersebut oleh mendiang Steve Jobs di tahun serupa.
Moderator id-iPad selain dirinya, di wilayah Bandung ada Ari TJ. Khusus Jakarta dan sekitarnya ada Julijanta Gunawan, Gunawan H.P, dan Jaka Sugi. Sejak dari awal hingga sekarang, sifat admin ini kerja sukarela dengan tujuan diskusi di forum berjalan saling menyenangkan.
Karena berbasis virtual community --seperti pemikiran disampaikan Andrew F. Wood dalam buku Online Communication, Linking Technology, Identity, and Culture (2005), maka sifat kumpulan komunitas Antonius dkk pun sangat mencair, partisipatif, namun saling menghargai.
Hal identitas lain yang sangat kuat adalah komunitas ini tidak bisa ditentukan demografi dan geografinya, sebab identitas mereka adalah hak privasi mereka sendiri. Karenanya, forum gawai daring mayoritas berjalan dinamis meski tak banyak kenal personal satu lainnya.
Bagi pria humoris ini, memandu diskusi forum gampang-gampang susah. Dengan karakter pribadi senang berbagi dan ngumpul, plus kerja keseharian selalu di depan komputer, sebetulnya semua ini terasa melengkapi aktivitas kesehariannya.
βNamun sudah pasti ada yang tidak taat rules yang sudah dibuat, ada yang niat tidak baik. Ada pula yang bertengkar sesama anggota, di sanalah admin harus berperan, entah mengisolasi keduanya atau melakukan pendekatan pribadi sehingga damai lagi,β katanya.
Aturan main tersebut contohnya jualan gawai ke sesama bisa dilakukan Jumat, Sabtu, dan Minggu. Kemudian, ada beberapa yang sebetulnya termasuk netiquette seperti jangan menulis SARA, bertanya dengan sopan, jangan minta aplikasi bajakan, cara memanggil sesama, cara menulis subyek dan seterusnya.
Bahkan, ada pula sejumlah tata tertib bagi member yang hendak berjualan semisal mencantumkan nama penjual/perusahaan dengan jelas dan penjelasan barang melalui jalur pribadi (japri). Yang melanggar aturan, akan ditegur, ditangguhkan, hingga akhirnya black list/banned.
Semua βkerumitanβ tadi tercakup dalam rerata munculnya sekitar 2.000 surel per bulan ketika era milis masih Berjaya. Kini, tren berubah ke grup Facebook yakni https://www.facebook.com/groups/idipad/?fref=nf dengan jumlah postingan relatif banyak pula.
βPrinsipnya, momod atau mimin (sebutan lain moderator-red.) harus mampu membuat semua orang merasa nyaman berada di dalamnya. Jangan ada yang merasa terganggu, merasa forum seperti wadah spam, apalagi menggangu privasi dan kenyamanan,β tambah Oppa.
Menjembatani Luring
Forum ini sendiri kemudian menjembatani banyak hal secara luar jaringan (luring). Silaturahmi dan menambah pertemanan secara riil kemudian terjadi ketika komunitas membuat acara yang biasa disebut kopdar (kopi darat), miring (mini gathering), atau gathering akbar.
Meski beberapa tahun ini vakum, namun Antonius dan kawan-kawan rutin membuat kegiatan pada kurun 2010 s.d 2013. Bahkan, member dari Jakarta pun sengaja datang ke Bandung untuk bertemu langsung memperoleh tips secara langsung, jual beli, hingga hunting foto bareng.
Di sinilah, rasa persaudaran yang melampaui sekadar klub fanboy keluar. Hal senada terjadi di Gadtorade, kepanjangan Gadget to Trade (berdiri sejak tahun 12 Juli 2001), yang moderatornya pakar gawai Indonesia yang juga asal Bandung, Lucky Sebastian.
Pria yang juga pengasuh rubrik KlinikINET ini jelas pelopor forum gawai daring di Indonesia, yang merangkul semua merek dan sistem operasi. Maka tak perlu heran, dalam sebulan tercatat surel masuk ke milis tersebut rerata di atas 10.000 buah!
Meski semula Gadtorade awalnya jual beli gadget yang langka di Tanah Air, namun kepiawaian Lucky membuat forum berkembang menjadi arena konsultasi, rekomendasi, dst. Beberapa bahkan akhirnya jadi mendirikan toko jualan di dunia nyata.
Anggotanya sendiri sempat mencapai 10.000 orang, sekalipun yang aktif antara 10-20% saja (hampir sama di semua komunitas). Gathering Akbar Gadtorade sudah sekian kali dilaksanakan di berbagai kota, yang menariknya kerap jadi incaran produsen untuk mensponsori.
Selain dua forum ini, pada masa kejayaan BlackBerry di Indonesia periode 2008 s.d 2012, malahan forumnya dibentuk per operator. Seperti XLBB, IndosatBB, dan TselBB. Pergerakannya pun hampir sama, namun seiring meredupnya pamor merek ini, pamor pula forum ini.
Kini, yang cukup menggeliat adalah MIUI yakni forum pengguna Xiaomi, Android Tiongkok yang naik daun karena handal-terjangkau. Well, apapun bentuknya, forum daring ini hanyalah kelompok diskusi yang berubah wajah dari dunia nyata. Soal kenyamanan dan etika, tak ada bedanya!
(ash/ash)