"Kami penasaran dengan pemanfaatan video bagi teman-teman tunanetra dan terpikir bagaimana mereka bisa mendapatakan pengalaman 'menonton'," kata Ramya Prajna, Co-Founder Think.Web.
Dikatakannya, netter menggunakan semua digital channel termasuk YouTube. Tapi karena keterbatasan, maka mereka hanya bisa menikmati fungsi audio. Ramya terpikir, bagaimana jika mereka 'menonton' film.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berasal dari kepedulian terhadap netter tunanetra tersebut, Think.Web mengembangkan YouTubeForTheBlind. Think.Web membuat fitur scene description agar para tunanetra dapat memaksimalkan pengalaman mengakses video Youtube.
"Di dalam website ini dapat ditemukan berbagai video yang kami kumpulkan dari YouTube, namun kami buatkan penjelasan dengan teks pada tiap adegan tanpa dialog, dan selanjutnya software text-to-speech atau screen reader akan membacakan text description tadi," jelas Ramya.
Dalam pengembangan proyek ini, Think.Web juga mendapat dukungan dari Yayasan Mitra Netra, sebuah pusat layanan dan pelatihan bagi tunanetra. Yayasan ini juga sekaligus menjadi penasihat yang memberikan berbagai masukan teknis, sehingga pengembangan YoTubeForTheBlind bisa lebih tepat guna.
Secara teknis, bagi para tunanetra, website ini dapat digunakan pada komputer atau laptop yang sudah dilengkapi dengan aplikasi text to speech atau screen reader, baik yang sudah tertanam di dalam komputer ataupun dengan aplikasi tambahan.
Teknis yang dipersiapkan dari sisi pengembangan, selain User Experience dan User Interface, adalah pengerjaan untuk pendeskripsian adegan di dalam video.
"Saat ini karena masih dalam tahap awal project, pendeskripsian adegan dalam video dilakukan oleh karyawan Think.Web yang dengan sukarela membantu, namun ke depannya kami ingin membuka kesempatan ini secara umum untuk siapa saja menjadi relawan," jelas Ramya.
Ada beberapa kategori untuk konten video yang dapat dipilih di website YouTubeForTheBlind, yaitu Film Pendek, Hiburan, How To, dan Dokumenter. Namun tidak menutup kemungkinan ke depannya akan ada kategori tambahan karena saat ini masih dalam proses pengembangan dan terus membuka feedback dari para pengguna.
Kerja sama Think.Web dengan Yayasan Mitra Netra dalam project ini sangat fundamental karena Think.Web merasa memiliki pengetahuan yang terbatas mengenai tunanetra dan kendala yang mereka hadapi di dunia digital.
"Teman-teman Think.Web datang kepada kami dan banyak bertanya, tentu untuk mereka ini hal yang asing, kami sempat diundang untuk focused group discussion pada awal pengembangan website dan trial beberapa waktu yang lalu," ungkap Bambang Basuki, Direktur Yayasan Mitra Netra.
"Inisiatif Think.Web membuat YouTubeForTheBlind ini sangat kami apresiasi dan kami berharap dapat memberikan pengaruh bagi masyarakat yang lebih luas lagi untuk ikut berpartisipasi, dan sadar akan adanya hak-hak bagi penyandang cacat," lanjut Bambang.
Selain pembuatan website YouTubeForTheBlind, Think.Web juga memiliki beberapa initiative project lain yang masih berkaitan dengan tunanetra, yaitu #i4aneye dan Bioskop Bisik.
Project #i4aneye merupakan kegiatan pengetikan ulang buku ke dalam bentuk digital yang akan diserahkan ke yayasan Mitra Netra yang kemudian dapat dibuat menjadi buku braille.
Kegiatan pengetikan ulang ini dilakukan setiap hari Jumat pertama pada tiap bulan selama kurang lebih satu jam oleh seluruh karyawan Think.Web secara bersama-sama.
Sedangkan Bioskop Bisik merupakan sebuah kegiatan nobar (nonton bareng) dengan tunanetra di bioskop di mana relawan membisikan atau memberikan deskripsi alur cerita film secara langsung selama film diputar.
"Kami ingin memberi dukungan nyata kepada masyarakat, khususnya mereka yang kami anggap luar biasa, yaitu perempuan, anak-anak, para difabel dan entrepreneur," tutup Ramya.
(rns/ash)