Februari silam, Bank Indonesia (BI) resmi mengeluarkan pernyataan tentang Bitcoin yang tengah diperdebatkan di seluruh dunia. BI menyatakan Bitcoin bukan alat pembayaran yang sah.
"Memperhatikan Undang-Undang No 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang serta UU No. 23 Tahun 1999 yang kemudian diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang No. 6 Tahun 2009, Bank Indonesia menyatakan bahwa Bitcoin dan virtual currency lainnya bukan merupakan mata uang atau alat pembayaran yang sah di Indonesia," ungkap Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacobs kala itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tidak menganggapnya sebagai alat pembayaran yang sah, nyatanya Bitcoin tetap laris di pasar dalam negeri. September, pendiri sekaligus CEO Bitcoin Indonesia Oscar Darmawan mengumumkan akan segera ada automated teller machine (ATM) Bitcoin pertama di Indonesia.
Bali dipilih karena transaksi Bitcoin di Pulau Dewata tersebut tergolong cukup tinggi. Di sana, sudah ada restoran dan hotel yang mau dibayar pakai mata uang digital ini.
Sambil menantikan kehadiran ATM Bitcoin, di Bali sudah tersedia voucher Bitcoin sehingga konsumen yang rata-rata adalah para turis mancanegara tak perlu takut jika sewaktu-waktu kehabisan.
Oscar mengatakan voucher ini berbentuk seperti kartu prepaid bank yang bisa digunakan untuk bertransaksi di beberapa merchant, seperti toko perhiasan, hotel, restoran, dan lain-lain.
Cara mendapatkannya juga tidak sulit hanya perlu datang ke kantor Bitcoin Indonesia nanti langsung dibuatkan. Voucher ini juga nanti bisa diisi ulang atau dibeli di gerai ritel dan supermarket.
Bitcoin saat ini menjadi cryptocurrency paling beken yang beredar di dunia maya. Beberapa negara ada yang sudah menerima Bitcoin dengan merestui transaksi di beberapa perusahaan. Namun banyak juga negara yang mewaspadainya.
Seperti Korea Selatan dan China, sudah melarang penggunaan Bitcoin dalam bertransaksi. Otoritas negara lain seperti Prancis dan Thailand pun sudah was-was mengenai peredaran mata uang baru yang dikenal 'sakti' ini.
Selain rentang dimanfaatkan penjahat cyber, nilai Bitcoin pun selalu berfluktuasi dalam rentang yang sangat lebar. Mata uang ini juga sempat dianggap kontroversional karena sering digunakan untuk transaksi ilegal seperti jual beli narkoba, senjata, sampai nonton pertunjukan bugil secara live.
(rns/fyk)