Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Laporan dari Stockholm
Kota Pintar Lahir dari Masyarakat Pintar
Laporan dari Stockholm

Kota Pintar Lahir dari Masyarakat Pintar


Ardhi Suryadhi - detikInet

Michael Bjorn (ash/inet)
Stockholm -

Smart city tak bisa dibangun dalam semalam. Tak cuma bermodal internet ngebut di mana-mana beserta penduduknya yang sudah menenteng gagdet keluaran terbaru. Kota pintar juga harus dibangun dengan masyarakatnya yang pintar pula.

Pintar di sini bukan berarti dilihat secara akademik. Tetapi lebih bagaimana masyarakat cerdas dalam memanfaatkan berbagai hal untuk membantu kehidupannya menjadi lebih baik lagi, termasuk saat menggunakan kemajuan teknologi.

Kemajuan teknologi yang mungkin sudah sangat dekat dengan masyarakat adalah smartphone dan internet. Keduanya selalu nempel dalam kehidupan sehari-hari sebagian orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun pertanyaan yang kemudian muncul adalah, seberapa sering smartphone dan internet ini dimanfaatkan secara optimal dalam kehidupan sehari-hari, selain buat hiburan.

Dalam laporan Ericsson ConsumerLab terbaru mengungkap bahwa cara penggunaan teknologi masyarakat -- seperti smartphone dan internet di dalamnya -- berpengaruh terhadap kondisi kota yang mereka huni.

Menurut Michael Bjorn, Head of Research Ericsson ConsumerLab, internet merupakan gudang informasi tak terbatas. Jadi fungsi dasar dari internet sebenarnya adalah untuk menyodorkan beragam pilihan sehingga user dapat menentukan mana informasi yang terbaik untuk sesuatu hal. Ujung-ujungnya hal ini akan berpengaruh terhadap kehidupannya.

Contohnya adalah dalam penggunaan peta digital atau navigasi jalan raya. Dengan cara ini, masyarakat bakal dipaparkan berbagai pilihan jalur yang bisa dilalui untuk mencapai tujuan. Dari situ, mereka bisa melihat jalur yang tingkat kemacetannya paling minim sehingga bisa mencapai tujuan lebih cepat.

Layanan lainnya adalah terkait car sharing -- di Indonesia seperti nebeng.com -- yang juga bisa menjadi pilihan saat pergi ke kantor. Idenya sederhana, tetap imbasnya luar biasa. Anda tak perlu berdesakan di bus umum dan pemilik kendaraan pun senang karena mendapat pemasukan dari tumpangannya.

Atau contoh lain yang diangkat oleh Ericsson ConsumerLab adalah terkait efisiensi penggunaan energi (listrik, air, gas dll), layanan publik serta pengetesan kualitas air. Dimana untuk ketiga area tersebut penggunaan teknologi secara cerdas juga dapat membantu kehidupan masyarakat lebih baik lagi.

Konsep sederhananya adalah, teknologi dapat memantau dan membandingkan penggunaan energi sehari-hari di rumah. Dari sini kita bisa melihat perangkat rumah tangga mana yang paling boros dan bagaimana cara untuk menghematnya.

Untuk layanan publik bisa dibuatkan sensor di jalan raya dan fasilitas publik terkait kondisi sekitar. Atau level yang lebih canggihnya lagi yakni, bagaimana kita bisa menggunakan ponsel untuk mengecek kualitas air di rumah apakah sudah layak dikonsumsi atau tidak.

"Ini bukan berarti ketika kita bicara smart city selalu dengan perpektif dari atas ke bawah, tapi sebaliknya kita ingin melihat dari perpektif berbeda yaitu dari bawah ke atas," kata Michael ketika berbincang dengan detikINET dalam event Ericsson Business Innovation Forum yang dihelat di Stockholm, Swedia.

"Jadi lebih bagaimana orang-orang dapat menggunakan teknologi dengan lebih pintar ketimbang harus selalu dengan membangun infrastruktur canggih lebih dulu. Ya memang ini (infrastruktur) juga penting, tapi itu bukanlah fokus dari laporan ini," imbuhnya.

Dalam merampungkan laporan soal 'Smart Citizens' tersebut Ericsson ConsumerLab pun melanglang buana dengan melakukan riset di 9 kota dunia: Beijing, Delhi, London, New York, Paris, Roma, Sao Paolo, Stockholm dan Tokyo dengan menggaet 9.030 responden pengguna iPhone dan Android di rentang umur 15-69 tahun.

"Dilihat dari surveinya mereka antusias. Tak cuma di kota maju. Di Delhi misalnya, ada seorang bapak yang begitu antusias untuk menggunakan pengecek air via ponsel untuk memantau kesehatan anaknya," kata Michael.

"Inti dari konsep ini adalah mengajak orang untuk lebih menghargai teknologi. Dan memang ini masih langkah awal dan perlu edukasi dan kolaborasi dari banyak pihak terkait untuk merealisasikannya," lanjutnya.

(ash/fyk)







Hide Ads