Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Kolom Telematika
Mari Jaga Filosofi Puasa Pada Wilayah Seluler
Kolom Telematika

Mari Jaga Filosofi Puasa Pada Wilayah Seluler


- detikInet

Ilustrasi (detikINET)
Jakarta -

Kita sering membaca, dalam banyak kesempatan, negara kita memperoleh apresiasi dari berbagai vendor produk teknologi informasi komunikasi/TIK dunia. Kepercayaan ini antara lain direpresentasikan melalui peluncuran perdana sejumlah perangkat terdepan.

Contoh terdahulu misalnya peluncuran seri populer BlackBerry Gemini (BB 8520) oleh Research in Motion (kini bernama BlackBerry) pada Juli 2009. Indonesia saat itu termasuk termasuk salah satu negara tempat peluncuran pertamanya di dunia, hal ini sejajar dengan sejumlah negara maju di Eropa.

Selain BlackBerry, ada pula Nokia. Pada 17 Mei 2007, mereka meluncurkan seri Communication terbaru kala itu, E90, pertama kali di dunia dengan mengambil lokasi di Indonesia. Meski harganya tinggi, kala itu banyak yang rela antre hingga menginap di lokasi peluncuran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara contoh mutakhir peluncuran gawai misalnya Samsung Galaxy S5 pada April 2014 lalu, dimana kerjasama operator seluler dan penerbit kartu kredit memungkinkan seri ini bisa dicicil hingga satu tahun dengan bunga nihil.

Dalam hemat penulis, tiga contoh kejadian di atas menunjukkan bahwa Indonesia adalah pasar besar yang teramat seksi bagi pabrikan semua produk. Terutama yang berbasis consumer semacam ponsel cerdas, modem, laptop, komputer sabak (tablet PC) dan seterusnya.

Situasi ini akan memberikan kondisi bak dua sisi mata uang, yakni pasar besar jelas akan menciptakan sejumlah penawaran masif yang akhirnya membuat konsumen benar-benar jadi raja. Akan tetapi, pada saat bersamaan, juga bisa menumbuhkan gejala konsumtivisme.

Pada posisi banyaknya merek dan produk di pasaran saat ini, terutama makin menguatnya merek global dan terseleksinya merek lokal, sesungguhnya telah terjadi dengan sempurna hukum pasokan barang yang lebih banyak dari permintaan.

Itulah sebabnya, harga ponsel cerdas di Indonesia sangat kompetitif dengan kualitas produk tak kalah mumpuni. Dengan Rp 1 juta misalnya, kini sudah bisa diperoleh spesifikasi ponsel canggih yang beberapa tahun silam bisa berkali-kali lipat harganya.

Situasi ini mendorong posisi tawar konsumen pun meningkat. Banyak distributor resmi, misalnya TAM (Teletama Artha Mandiri), yang berani memberikan garansi BlackBerry hingga dua tahun lamanya. Beberapa bahkan mau mengganti unit baru!

Akan tetapi, kita harus jujur mengakui, seluruh kondisi ini setidaknya telah memicu sifat dasar manusia yang serakah (greedy). Dengan kata lain, gempuran aneka merek produk TIK ini telah terbukti menumbuhkembangkan sifat konsumtivisme.

Boleh jadi, produk miliknya sebenarnya masih andal dan berfungsi baik, tetapi karena lingkungan sekitar ramai mempersuasi (terutama dari iklan-iklan televisi yang gencar dan provokatif) plus melihat orang lain, maka terjadi pembelian impulsif.

Banyak masyarakat kita yang kemudian terjebak dalam membeli keinginan, bukan kebutuhan! Ponsel cerdas atau komputer sabak miliknya masih cukup andal tapi kemudian malah memaksakan model terbaru agar tetap eksis.

Ada pula yang rela menguras tabungan, bahkan berutang melalui kartu kredit, begitu melihat banyak pemimpin negeri ini menggunakan komputer tablet super tipis buatan Amerika Serikat.

Motivasinya Semata-mata Keren dan Prestise

Untuk itulah, dalam kesempatan baik ini, sebaiknya kita menghela nafas sejenak dan mengembalikan esensi shaum selama ini. Dengan berpuasa lebih dari 12 jam, adalah nilai-nilai kesederhanaan dan menahan diri yang hendak ditanamkan Sang Kuasa kepada makhluk-Nya.

Bukan tidak boleh berganti gawai terbaru, namun seperti diajarkan puasa sebulan ini, jika memang akan berganti perangkat keras, marilah proporsional. Jangan berlebih-lebihan dan berlaku mubazir (sebagaimana diajarkan oleh Surat Al-Isra ayat 26 dan 27).

Momentum hari raya dalam hitungan hari ke depan adalah pintu awal betapa sempurna/tidaknya puasa kita, termasuk dalam urusan seluler.

Mari menjaga diri dari prilaku greedy di wilayah seluler, agar filosofi puasa kita tetap terjaga. Selamat Idul Fitri 1435 H, para pembaca detikINET. Minal Aidin Walfaizin….

* Penulis, Dr. Dimitri Mahayana merupakan chairman Lembaga Riset Telematika Sharing Vision/ www.sharingvision.com

(ash/ash)







Hide Ads