Belum jelas siapa yang melakukan intimidasi dan tekanan politik ke RRI. Selama ini RRI memiliki kredibilitas dalam melakukan quick count. Mereka memiliki sertifikasi KPU, tak hanya itu saja mereka juga mendapat pujian dari SBY terkait hasil quick count pada Pileg lalu karena paling mendekati real count KPU.
Sejak Senin (14/7) sudah banyak tweeps yang berkicau soal #SaveRRI ini, bahkan yang memiliki follower banyak. Misalnya akun twitter @Jokoanwar, @yoris, @Budisetyarso, @BiLLYKOMPAS, @MirLes, @mrshananto, @addiems, hingga @gm_gm.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data dari quick count RRI menunjukkan hasil pasangan Prabowo-Hatta 47,51% dan Jokowi-JK 52,49%. Hasil resmi Pilpres memang wajib menunggu KPU.
Soal tekanan kepada RRI ini bahkan akun @qcrri yang mengabarkan aksi para relawan dan karyawan RRI berjibaku ke pelosok mengecek hasil Pilpres sampai tutup. Belum bisa dipastikan apakah alasan penutupan akun itu karena ada tekanan atau bukan.
Pastinya sudah santer terdengar kalau RRI akan dipanggil ke DPR terkait hasil quick count itu. Padahal hasil quick count pada Pileg lalu tak ada yang mempersoalkan.
Berikut kicauan tweeps terkait #saveRRI:
"Terlepas dr pro kontra QC RRI, saya sangat tdk stuju ide pembubaran RRI. RRI ikut melahirkan Negara ini- media pejuang !" tulis akun @saididu.
"RRI resmi terdaftar di KPU sebagai penyelenggara survey Quick Count!" tulis @triawan.
"Mari dukung terus RRI.. #SaveRRI" tulis @motulz.
"Tantangan terbesar di hari2 ini? Tidak berburuk sangka. Realistically, I must say, it's almost impossible. #SaveRRI," kicau @deelestari.
"ngecek hashtag #saveRRI* Seriussssss? Ya ampuuun. Ada apa sih dengan kalangan elite elite politik itu? :((((," kicau @rahneputri.
(nal/ash)








































.webp)













 
             
  
  
  
  
  
  
 