Dari kunjungan ini, Kemenparekraf ingin meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan jaringan dan akses kepada berbagai platform bagi pelaku ekonomi kreatif lokal agar dapat menunjukkan kreasi mereka.
âSelain itu pemerintah ingin memfasilitasi terciptanya ekosistem untuk creativepreneur dan hal tersebut yang ingin dipelajari di berbagai incubator yang ada di Silicon Valley,â kata Mari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tujuannya untuk mengembangkan konten digital startup Indonesia melalui program startup incubator seperti NEST GSV Incubator, Plug and Play Incubator, maupun 500 Startups Incubator.
âKita telah melakukan pertemuan dengan eksekutif perusahaan tersebut dan peluang kerjasama cukup terbuka. Bahkan kita telah menandatangani MOU dengan NestGSV,â kata Mari, dalam keterangannya, Jumat (2/5/2014).
MOU tersebut mencakup koordinasi dan kolaborasi kegiatan di Indonesia dan Silicon Valley untuk mendukung pengembangan sistem inovasi, high tech startup, dan UKM melalui akses ke program inbukasi dan akselerator, mentor, dan akses bagi UKM ke mentorship, network dan pembiayaan.
Pemerintah juga memberi apresiasi kepada jaringan diaspora atau orang Indonesia yang sudah berhasil membesarkan startup dan/atau bekerja di Silicon valley di bidang IT yang telah membantu kunjungan, dan dapat menjadi resources untuk perkembangan startup di bidang IT Tanah Air.
Tahun 2013 lalu, secara keseluruhan 15 bidang usaha ekonomi kreatif memberikan kontribusi sekitar Rp 641,89 triliun terhadap pembentukan PDB, naik 10,89% dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp 578,7 triliun.
Kontribusi terbesar berasal dari fashion dan kuliner masing-masing Rp 181,57 triliun dan Rp 208,6 triliun. Sementara itu bidang usaha yang terkait dengan industri digital seperti permainan interaktif dan layanan komputer dan piranti lunak mencapai Rp 14,86 triliun.
âPotensi industri digital ini sangat besar, karena itu harus betul-betul disiapkan agar Indonesia tidak tertinggal dan hanya jadi pasar pelaku global saja,â Mari menandaskan.
(ash/rns)