Cerita Getir Karyawan Apple
Hide Ads

Cerita Getir Karyawan Apple

- detikInet
Selasa, 08 Apr 2014 10:16 WIB
Cerita Getir Karyawan Apple
Jakarta - Banyak yang menyebut Apple adalah salah satu perusahaan idaman untuk bekerja. Selain gengsi, ada iming-iming tempat yang nyaman dan penghasilan besar. Benarkah semuanya hanya cerita suka cita?

Ternyata tak sepenuhnya benar, karena banyak mantan karyawan yang mengeluhkan bekerja di pembesut gadget paling dicari di dunia tersebut. Ini tak sekadar meneguk manisnya Apple, tapi juga pengalaman getir bekerja di sana.

Bussines Insider yang detikINET kutip, Selasa (8/4/2014), mengumpulkan berbagai keluhan para barisan mantan karyawan mengenai catatan buruk saat bekerja di Apple.

1. Overprotektif Terhadap Rahasia

Siapapun tahu Apple selalu membuat produknya istimewa sampai hari peluncuran tiba. Tak heran kerahasiaan ketat begitu dijaga, hingga kepada karyawannya.

Sayangnya, Apple terlalu overprotektif dalam menjaga rahasianya. Sehingga para karyawan pun seperti tidak bisa berbicara dengan keluarganya.

β€œSaya tidak bisa mengatakan apa-apa kepada istri saya. Dia tahu saya bekerja di seberang jalan dan bekerja sampai larut malam. Tapi dia tak pernah tahu apa yang saya kerjakan, dan saya pun tak bisa memberitahunya,” ujar mantan karyawan, Robert Bowdidge.

Hal serupa juga terungkap dari salah satu istri mantan karyawan Apple, Kim Scheinberg. Wanita ini adalah istri John Kullman, seorang mantan manager di Apple.

Suatu ketika Kullman -- suami Scheinberg -- tengah menggarap sebuah proyek di kisaran tahun 2001.

Sebagai seorang istri, mau tak mau, Scheinberg tentu sedikit banyak tahu apa yang dikerjakan suaminya. Hanya saja hal ini ternyata dirasa kurang nyaman oleh para petinggi Apple.

Hingga akhirnya Scheinberg diminta atasan suaminya untuk melupakan semua yang ia tahu tentang proyek yang tengah digarap suaminya yang diberi status 'high security list' tersebut.

β€œMungkin Apple ingin menghapus memori suami saya. Seperti film β€˜Total Recall,” keluh Scheinberg.

1. Overprotektif Terhadap Rahasia

Siapapun tahu Apple selalu membuat produknya istimewa sampai hari peluncuran tiba. Tak heran kerahasiaan ketat begitu dijaga, hingga kepada karyawannya.

Sayangnya, Apple terlalu overprotektif dalam menjaga rahasianya. Sehingga para karyawan pun seperti tidak bisa berbicara dengan keluarganya.

β€œSaya tidak bisa mengatakan apa-apa kepada istri saya. Dia tahu saya bekerja di seberang jalan dan bekerja sampai larut malam. Tapi dia tak pernah tahu apa yang saya kerjakan, dan saya pun tak bisa memberitahunya,” ujar mantan karyawan, Robert Bowdidge.

Hal serupa juga terungkap dari salah satu istri mantan karyawan Apple, Kim Scheinberg. Wanita ini adalah istri John Kullman, seorang mantan manager di Apple.

Suatu ketika Kullman -- suami Scheinberg -- tengah menggarap sebuah proyek di kisaran tahun 2001.

Sebagai seorang istri, mau tak mau, Scheinberg tentu sedikit banyak tahu apa yang dikerjakan suaminya. Hanya saja hal ini ternyata dirasa kurang nyaman oleh para petinggi Apple.

Hingga akhirnya Scheinberg diminta atasan suaminya untuk melupakan semua yang ia tahu tentang proyek yang tengah digarap suaminya yang diberi status 'high security list' tersebut.

β€œMungkin Apple ingin menghapus memori suami saya. Seperti film β€˜Total Recall,” keluh Scheinberg.

2. Ruang yang Terlalu Sunyi

Apple memang mempunyai kampus utama di Infinite Loop 1, namun ada beberapa bagian kantor yang jauh dari hingar bingar kehidupan sosial.

Hal ini yang dikeluhkan peserta magang Owen Yamuachi. Dia bersama timnya memang diperlakukan sangat baik di perusahaan Steve Jobs itu.

β€œ(Namun) gedung yang tim kami tempati terletak beberapa mil dari kampus utama dan di tempat itu tidak ada kafe. Itu menyebalkan,” katanya.

β€œYa. benar bahkan kami bisa tidak berbicara dengan manusia sepanjang hari,” tandasnya.

2. Ruang yang Terlalu Sunyi

Apple memang mempunyai kampus utama di Infinite Loop 1, namun ada beberapa bagian kantor yang jauh dari hingar bingar kehidupan sosial.

Hal ini yang dikeluhkan peserta magang Owen Yamuachi. Dia bersama timnya memang diperlakukan sangat baik di perusahaan Steve Jobs itu.

β€œ(Namun) gedung yang tim kami tempati terletak beberapa mil dari kampus utama dan di tempat itu tidak ada kafe. Itu menyebalkan,” katanya.

β€œYa. benar bahkan kami bisa tidak berbicara dengan manusia sepanjang hari,” tandasnya.

3. Manajemen Paranoid

Apple terkenal memiliki manajemen paranoid bahkan dengan karyawannya sendiri. Semua dicurigai oleh sang bos, bahkan termasuk untuk hal yang sepele sekalipun.

Salah satunya adalah tiap kali karyawan keluar dari Apple Store (termasuk saat akan istirahat), mereka dipaksa harus antre untuk diperiksa apakah ada barang yang diambil.

Untuk diketahui, para pekerja ini dibayar per jam sehingga jika dihitung, mereka seharusnya menerima lebih banyak gaji terkait waktu yang dihabiskan untuk proses penggeledahan tersebut.

3. Manajemen Paranoid

Apple terkenal memiliki manajemen paranoid bahkan dengan karyawannya sendiri. Semua dicurigai oleh sang bos, bahkan termasuk untuk hal yang sepele sekalipun.

Salah satunya adalah tiap kali karyawan keluar dari Apple Store (termasuk saat akan istirahat), mereka dipaksa harus antre untuk diperiksa apakah ada barang yang diambil.

Untuk diketahui, para pekerja ini dibayar per jam sehingga jika dihitung, mereka seharusnya menerima lebih banyak gaji terkait waktu yang dihabiskan untuk proses penggeledahan tersebut.

4. Gaji Tinggi? Tidak Juga

Beberapa karyawan Apple merasa bekerja di sana adalah sesuatu yang menyenangkan. Meski ada beberapa komplain soal gaji yang terlalu standar jika dibandingkan status Apple sebagai salah satu perusahaan terkaya di dunia.

"Sejauh ini secara umum saya punya pengalaman bagus, namun saya menginginkan sesuatu yang lebih. Saya belajar dari keterampilan beberapa orang dan bertemu dengan orang-orang luar biasa," kata seorang pekerja Apple.

"Gaji saya tidak begitu bagus, jika dibandingkan gaji karyawan retail di perusahaan lain. Kami seharusnya dibayar lebih dari apa yang kami dapat sekarang," keluhnya.

Namun memang di beberapa posisi, gaji yang diberikan Apple bisa lebih tinggi dari nilai rata-rata yang ditawarkan industri.

4. Gaji Tinggi? Tidak Juga

Beberapa karyawan Apple merasa bekerja di sana adalah sesuatu yang menyenangkan. Meski ada beberapa komplain soal gaji yang terlalu standar jika dibandingkan status Apple sebagai salah satu perusahaan terkaya di dunia.

"Sejauh ini secara umum saya punya pengalaman bagus, namun saya menginginkan sesuatu yang lebih. Saya belajar dari keterampilan beberapa orang dan bertemu dengan orang-orang luar biasa," kata seorang pekerja Apple.

"Gaji saya tidak begitu bagus, jika dibandingkan gaji karyawan retail di perusahaan lain. Kami seharusnya dibayar lebih dari apa yang kami dapat sekarang," keluhnya.

Namun memang di beberapa posisi, gaji yang diberikan Apple bisa lebih tinggi dari nilai rata-rata yang ditawarkan industri.

5. Karir Mentok

Mantan karyawan Apple Jordan Price mengeluhkan jam kerja di perusahaanya dulu yang tidak manusiawi. Dan dia kadang membenci jam kerjanya di Apple.

Price mengatakan bahwa dia hampir tidak pernah melihat putrinya selama seminggu karena tuntutan kerja di Apple yang sangat tinggi dan bisa saja fleksibel.

Meskipun sudah berusaha keras, beberapa karyawan komplain karena karir mereka susah menanjak. Apple kabarnya lebih banyak merekrut dari pihak luar untuk beberapa posisi.

"Meskipun Anda adalah karyawan terbaik, hampir tidak ada kesempatan untuk naik ke atas. Apple suka merekrut orang eksternal ketimbang mempromosikan pegawai internal," tukas seorang pegawai.

"Komplain terbesar saya bekerja di Apple adalah tidak ada jenjang karir. Tidak peduli Anda bekerja di lapangan atau di kantor pusat, tidak ada perbedaan soal hal itu," timpal Joe Moreno, mantan karyawan Apple yang lainnya.

5. Karir Mentok

Mantan karyawan Apple Jordan Price mengeluhkan jam kerja di perusahaanya dulu yang tidak manusiawi. Dan dia kadang membenci jam kerjanya di Apple.

Price mengatakan bahwa dia hampir tidak pernah melihat putrinya selama seminggu karena tuntutan kerja di Apple yang sangat tinggi dan bisa saja fleksibel.

Meskipun sudah berusaha keras, beberapa karyawan komplain karena karir mereka susah menanjak. Apple kabarnya lebih banyak merekrut dari pihak luar untuk beberapa posisi.

"Meskipun Anda adalah karyawan terbaik, hampir tidak ada kesempatan untuk naik ke atas. Apple suka merekrut orang eksternal ketimbang mempromosikan pegawai internal," tukas seorang pegawai.

"Komplain terbesar saya bekerja di Apple adalah tidak ada jenjang karir. Tidak peduli Anda bekerja di lapangan atau di kantor pusat, tidak ada perbedaan soal hal itu," timpal Joe Moreno, mantan karyawan Apple yang lainnya.
Halaman 2 dari 12
(tyo/ash)