Kondisi Pabrik iPad Sudah Dikritik Sebelum Meledak
Hide Ads

Kondisi Pabrik iPad Sudah Dikritik Sebelum Meledak

- detikInet
Senin, 23 Mei 2011 11:06 WIB
Jakarta - Pabrik Foxconn di Chengdu yang meledak adalah fasilitas manufaktur baru. Kompleks pabrik memiliki 8 bangunan yang konon dibangun hanya dalam waktu 70 hari, dengan biaya USD 2 miliar. Sebelum meledak, kondisi di pabrik ini sudah menuai kritik.

Menarik kiranya mengetahui cerita di balik pembuatan pabrik baru Foxconn ini. Menurut laporan sebuah website teknologi, pabrik tersebut sengaja dibangun dalam waktu sangat cepat dalam rangka memenuhi permintaan iPad 2 yang begitu tinggi.

Pabrik utama di Shenzen sudah beroperasi dengan kapasitas penuh, 2,5 juta unit iPad per bulannya. Namun kapasitas itu tidak mampu mengimbangi permintaan pasar sehingga dibuatlah fasilitas manufaktur yang baru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Foxconn pun memilih Chengdu sebagai lokasi pembuatan pabrik. Dikutip detikINET dari Fortune, Senin (23/5/2011), pertimbangan mereka, upah pekerja wilayah ini relatif rendah. Di samping itu, pemerintah setempat amat mendukung pembangunan pabrik Foxconn.

"Foxconn butuh persetujuan Apple untuk membuat iPad di Chengdu. Tim Apple hanya butuh dua hari untuk mengunjungi Chengdu. Mereka menginspeksi seluruh fasilitas produksi dan asrama pekerja. Akhirnya, Apple setuju pabrik di Chengdu memproduksi iPad," demikian penjelasan di situs MIC Gadget.

Pembangunan yang dilakukan hanya dalam waktu 70 hari ini kabarnya adalah rekor pembangunan tercepat pabrik Foxconn. Terlebih lagi kompleks pabrik terdiri dari 8 bangunan besar. Pabrik itu mulai beroperasi sejak Oktober tahun lalu.

Kondisi Memprihatinkan

Dua minggu sebelum ledakan, kritik terkait kondisi pabrik iPad datang dari lembaga Students and Scholars Against Corporate Misbehaviour (SACOM). Mereka mengungkap kondisi pabrik di Chengdu cukup memprihatinkan. Kesehatan dan keselamatan pekerja kurang diperhatikan manajemen, demikian pula lingkungan pabrik yang kurang layak.

"Pekerja tidak diberi pelatihan memadai dalam penggunaan bahan kimia dan tidak diperiksa kesehatannya secara rutin. Beberapa pekerja yang diwawancara komplain menderita alergi. Pekerja juga menyatakan kondisi ventilasi pabrik yang kurang baik," demikian tertulis dalam laporan tersebut.

Kondisi ventilasi yang kurang baik ini diduga juga jadi pemicu ledakan di pabrik bersangkutan. Media di China menduga ledakan berasal dari api yang membakar bahan magnesium, yang banyak terdapat di pabrik ini. Ledakan dilaporkan terjadi di bagian tahap akhir pembuatan gadget.


(fyk/ash)
Berita Terkait