Dilatarbelakangi oleh kekhawatiran tersebut, sejumlah pemerintah di negara Afrika pun mulai berbenah dan mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu solusi yang siap dijalankan adalah sebuah proyek bernama mPedigree.
Cara kerja layanan yang dikembangkan oleh seorang entrepreneur asal Ghana bernama Bright Simons ini sekilas memang sederhana. Sebab hanya memanfaatkan SMS alias pesan singkat dari telepon genggam untuk mengecek keaslian suatu obat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Informasi yang dikirimkan mulai dari keabsahan obat tersebut, perusahaan apa yang membuatnya, hingga tanggal kadaluarsanya. Diharapkan, dengan solusi ini tak ada lagi warga Afrika yang menjadi korban obat palsu.
Dikutip detikINET dari Cellular News, Senin (23/8/2010), mPedigree sendiri saat ini sudah diujicoba di Nigeria. Untuk awalnya, pemerintah Nigeria mengkhususkan layanan ini untuk peredaran obat Malaria.Β Β Β
Maklum saja, sebab obat Malaria palsu menjadi salah satu obat yang paling banyak memakan korban. Jumlahnya pun tak tanggung-tanggung, yakni sudah ada sekitar 700.000 korban yang meregang nyawa lantaran mengkonsumsi obat Malaria dan Tubercolusis palsu ini di Afrika.
"Makanya dengan sistem ini, masyarakat diharapkan akan lebih percaya dengan obat yang akan dikonsumsinya," ujar Julian Harris, peneliti dari International Policy Network.
(ash/ash)