×
Ad

HP Diprediksi Balik Pakai RAM 4GB Tahun Depan, Ini Penjelasannya

Fino Yurio Kristo - detikInet
Selasa, 16 Des 2025 15:20 WIB
HP Bakal Balik Pakai RAM 4GB Tahun Depan, Ini Penjelasannya. Foto: Getty Images/Jajah-sireenut
Jakarta -

Tahun depan, Anda mungkin akan melihat harga laptop, konsol game, ponsel, tablet, dan perangkat lainnya melambung tinggi. Dan penyebabnya? Ledakan AI. Bahkan diprediksi, jumlah memori RAM di smartphone akan menyusut.

Jadi apa yang sebenarnya terjadi? Dikutip detikINET dari Tom's Guide, bayangkan produksi RAM seperti sebuah kebun apel. Chip krusial yang jadi inti dari semua ini adalah DRAM (buah apelnya), dan hanya ada tiga 'kebun' utama untuk membelinya yaitu Samsung Electronics, SK Hynix, dan Micron Technology. Mereka menguasai sekitar 95% produksi DRAM global.

Semuanya berjalan lancar. Cuacanya sempurna untuk menumbuhkan banyak apel dengan hasil panen tinggi yang stabil dan permintaan konsumen untuk membuat pai apel tetap kuat. Artinya, perusahaan-perusahaan ini bisa menetapkan harga apel yang wajar dan membuat semua pihak senang.

Namun kemudian, pembuat pai apel raksasa datang dan memborong semua apel. Inilah gambaran ledakan data center AI, sebagian besar didorong lonjakan permintaan dari perusahaan seperti Oracle dan AWS. Untuk menjalankan AI secepat ChatGPT-5 dan Google Gemini 3, dibutuhkan memori super cepat dari RAM dan SSD.

Kebun-kebun ini tak mampu mengimbangi permintaan, sehingga menciptakan 'musim kemarau' parah dan memaksa pelanggan yang sangat membutuhkan RAM untuk rela membayar berapa pun demi mendapatkan sisa stok apel.

Penyebabnya adalah penawaran dan permintaan. Seperti disebutkan, chip DRAM krusial sedang dilalap oleh ledakan data center AI, sehingga hanya menyisakan sedikit stok bagi produsen elektronik konsumen.

Nah, ini memberi keleluasaan bagi pabrik fabrikasi chip tersebut mematok harga di tengah kelangkaan, memicu harga melambung. Mereka kini sedang menimbang apakah keuntungan dari RAM konsumen masih sepadan untuk tetap memasok kebutuhan.

Faktanya, beberapa perusahaan mempertimbangkan berhenti total dari pasar konsumen. Korban pertamanya adalah merek RAM konsumen Crucial. Induknya Micron, beralih fokus meraup keuntungan besar dari sektor AI.

Kapasitas RAM Mengecil

Menurut laporan TrendForce, ponsel high-end kemungkinan akan memperlambat transisi mereka ke RAM 16GB. Artinya, untuk model yang saat ini memiliki RAM 12GB, seperti iPhone 17 Pro Max dan Samsung Galaxy S25, penerusnya kemungkinan besar akan tetap menggunakan RAM 12GB, tidak mendapatkan peningkatan.

Untuk model kelas bawah, spesifikasinya justru bisa menurun. Ponsel mid-range kemungkinan tidak lagi tersedia dalam konfigurasi 12GB, melainkan mentok di 8GB. Model kelas bawah juga bisa hanya memakai RAM 4GB, padahal saat ini beberapa sudah memiliki RAM 6GB atau 8GB.

Menurut pembocor bernama Lanzuk, situasinya bisa lebih buruk. Ia mengklaim selain penyesuaian pada ponsel kelas menengah dan bawah tadi, sebagian besar model kelas atas yang saat ini sudah menggunakan RAM 16GB kemungkinan akan turun kembali menjadi 12GB pada model penerusnya.

Hal ini bisa berdampak pada perangkat seperti OnePlus 16 dan Google Pixel 11 Pro, mengingat model teratas dari merek-merek tersebut saat ini sudah memiliki RAM 16GB.

Semua ini berpotensi terjadi karena seperti disebutkan, ada permintaan yang sangat besar terhadap RAM di pusat data AI. Ironisnya, hal ini justru dapat menghambat kinerja dan pengembangan AI di ponsel, karena ponsel pintar juga sangat bergantung pada kapasitas RAM yang besar untuk memproses tugas-tugas AI.

Meski demikian, walau laporan ini terdengar masuk akal, untuk saat ini semuanya masih berupa prediksi, jadi kita masih harus menunggu apakah hal ini benar-benar terjadi.



Simak Video "Video: Waduh! Tahun Depan Harga Laptop Bakal Naik"

(fyk/fyk)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork