Intel mengaku tak khawatir dengan kemunculan komponen PC berbasis Arm, seperti yang dirilis oleh Qualcomm dan tengah digarap oleh Nvidia dan AMD.
Saat berbicara dengan para investor di earning call Q3, CEO Intel Pat Gelsinger menyebut mereka selalu menganggap serius semua persaingan. Namun terkait Arm dan alternatif Windows, menurutnya hal tersebut tak punya peran signifikan dalam bisnis PC.
"Saya pikir sejarah bisa dijadikan acuan di sini. Saya tidak melihat semua itu (Arm) berpotensi menjadi (ancaman) signifikan," kata Gelsinger.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gelsinger malah melihatnya sebagai kesempatan bagus bagi bisnis foundry Intel, yang siap menggarap chip Arm dari perusahaan-perusahaan tersebut.
Bahkan Intel pun sebelumnya malah sudah menandatangani perjanjian kerja sama dengan Arm untuk mempermudah perusahaan-perusahaan lain yang mau memproduksi chip Arm-nya di pabrik Intel.
Tepatnya SoC low power berbasis Arm yang diproduksi menggunakan proses 18A, yang diprediksi siap beroperasi pada pertengahan kedua 2024 mendatang, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Selasa (31/10/2023).
Sebelumnya diberitakan, Nvidia diam-diam sudah mulai mendesain CPU berbasis Arm yang bisa menjalankan sistem operasi Windows, dan bakal menjadi penantang Intel di ranah ini.
Menurut dua orang narasumber yang dikutip Reuters, langkah Nvidia tersebut merupakan bagian dari rencana Microsoft untuk membantu perusahaan pembuat chip dalam membangun prosesor Arm untuk PC Windows.
Tujuan besarnya adalah agar Microsoft bisa bersaing dengan Apple, yang menurut IDC market sharenya meningkat dua kali lipat sejak mereka pertama merilis Mac dengan chip Apple Silicon berbasis Arm tiga tahun lalu.
Lalu ada juga Qualcomm yang merilis Snapdragon X Elite untuk PC, yang CPU-nya punya 12 core dan dibuat menggunakan proses 4nm. Mereka mengklaim performa single threaded-nya lebih tinggi dibanding Core i9-13980HX dengan konsumsi daya yang jauh lebih kecil.
(asj/asj)