Meski Ada Sanksi AS, Huawei Targetkan 70 Juta Unit Pengiriman di 2024
Hide Ads

Meski Ada Sanksi AS, Huawei Targetkan 70 Juta Unit Pengiriman di 2024

Josina - detikInet
Kamis, 12 Okt 2023 22:11 WIB
LAS VEGAS, NV - JANUARY 09:  The Huawei logo is display during CES 2018 at the Las Vegas Convention Center on January 9, 2018 in Las Vegas, Nevada. CES, the worlds largest annual consumer technology trade show, runs through January 12 and features about 3,900 exhibitors showing off their latest products and services to more than 170,000 attendees.  (Photo by David Becker/Getty Images)
Foto: David Becker/Getty Images
Jakarta -

Sebuah laporan terbaru mengungkapkan Huawei tengah bersiap untuk kembali ke puncaknya dalam produksi smartphone. Huawei, yang pernah menjadi pemain dominan di pasar ponsel pintar bertujuan untuk kembali ke masa kejayaannya.

Terlepas dari sanksi AS, lalu penurunan pangsa pasar yang tiba-tiba, dan hilangnya dukungan Google, perusahaan ini telah kembali dengan Mate 60 Pro. Sekarang, Huawei berencana untuk mengapalkan 60-70 juta unit tahun depan sebagaimana dilansir detiKINET dari Gizmochina, Kamis (12/10/2023).

Perusahaan ini bertujuan untuk mengubah dinamika pasar dengan rekor pengirimannya, yang dua kali lebih banyak dari tahun sebelumnya. Namun, sanksi AS yang sedang berlangsung menimbulkan kerugian yang signifikan bagi perusahaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena pembatasan 5G, Huawei harus menggunakan modem 4G dalam prosesor Snapdragon hingga saat ini. Namun, baru-baru ini mereka meluncurkan perangkat dengan Kirin 9000S, prosesor 5G dengan proses 7nm.

Huawei diperkirakan akan menggunakan prosesor yang sama pada model P70 Pro dan Mate 70 Pro yang akan datang. Rincian yang muncul menunjukkan bahwa perusahaan telah mulai mencari suku cadang dalam jumlah besar untuk smartphone baru. Baru-baru ini, Huawei telah membuat kemajuan yang signifikan dalam sistem operasi HarmonyOS dan prosesornya.

ADVERTISEMENT

Namun, para ahli meragukan bahwa Huawei dapat mencapai angka distribusi 60-70 juta unit di bawah sanksi AS saat ini. Di sisi lain, penjualan Huawei diperkirakan akan meningkat setelah inisiatif 5G-nya.

Namun, untuk masuk kembali ke dalam daftar smartphone terlaris tampaknya sulit bagi Huawei untuk saat ini. Produsen chip Huawei, SMIC tidak dapat menggunakan mesin litografi di bawah 7nm dengan mesin litografi yang ada dan juga tidak dapat mengakses mesin litografi baru karena adanya sanksi.

Hal ini membuat Huawei dirugikan, karena TSMC sekarang memiliki teknologi fabrikasi 3nm. Masih harus dilihat apakah pengguna akan lebih memilih model smartphone Huawei yang dilengkapi dengan prosesor 7nm.




(jsn/fay)
Berita Terkait