China adalah negara yang sangat penting bagi Apple sebagai pusat manufaktur gadget dan penjualan. Kini, Apple berusaha mengurangi ketergantungannya, antara lain dengan melirik India. Akan tetapi menurut analis, Apple tak mungkin bisa lepas dari China sampai beberapa tahun mendatang.
Di India, Apple membuka dua Apple Store dengan harapan gadget-nya makin laku karena perekonomian India terus meningkat. Ada pula potensi India akan jadi China berikutnya untuk produksi gagdet Apple. Namun menurut Martin Yang, analis Oppenheimer & Co, butuh setidaknya 10 tahun untuk merealisasikannya.
Nitin Soni, periset senior dari Fitch Rating, memberi pernyataan senada. Menurutnya, raksasa teknologi yang berbasis di Cupertino itu masih memiliki basis yang kuat di China karena mitra rantai pasokannya dan infrastruktur China masih jauh lebih baik daripada yang dapat ditawarkan India.
Baca juga: iPhone 15 Bakal Lebih Mewah, Ini Bocorannya |
"Akan memakan waktu bertahun-tahun bagi Apple untuk melakukan diversifikasi dari China. Negara ini masih merupakan kantong yang sangat besar bagi Apple, tak hanya di lini perakitan, tetapi juga ekosistem dan pengujian semikonduktor," cetus Soni.
Ketergantungan besar Apple dianggap riskan mengingat perang dagang antara China dan Amerika serta permasalahan Taiwan. Namun sangat sulit Apple akan dapat sepenuhnya menghilangkan ketergantungannya pada China.
Itu dikatakan Navkendar Singh dari International Data Corporation (IDC) India. Kelebihan China masih belum dapat digantikan oleh negara lain, setidaknya sampai saat ini.
"Mengingat skala biaya dan logistik dari beberapa pemasok dalam ekosistem di China, sangat tidak mungkin Apple dapat sepenuhnya keluar dari China," tegas Singh. Namun demikian, ekspansi Apple di India baru saja dimulai dan banyak peluang menunggu di negara tersebut.
Simak Video "Video: Apple Bakal Pindahkan Pabrik iPhone dari China ke Negara Lain"
(fyk/fyk)