Nothing sudah merilis ponsel pertamanya dan langsung mendapat perhatian besar dari pecinta gadget seluruh dunia. Pun begitu, Nothing Phone (1) dinilai bakal berjuang keras melawan HP besutan Apple, Samsung, Xiaomi dan vendor Android lainnya.
Menurut laporan dari analis di GlobalData, Nothing Phone (1) akan kesulitan bersaing. Label harga yang menarik tidak akan banyak membantu, perusahaan membutuhkan lebih banyak usaha untuk menaklukkan pelanggan.
Nothing mengklaim ponsel pertamanya ini punya kamera yang bagus. Tetapi saat ini banyak ponsel yang juga membawa kamera bagus di pasaran. Jadi daya tarik unik Nothing Phone (1) adalah bagian belakang transparan dan Glyph.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"The Nothing Phone (1) menawarkan spesifikasi dan fitur standar, yang membedakan dirinya adalah antarmuka 'Glyph' di bagian belakang ponsel. Antarmuka ini memiliki serangkaian lampu LED yang dapat diprogram oleh pengguna untuk berfungsi sebagai pusat notifikasi visual. Namun, Glyph lebih merupakan gimmick daripada fitur yang ingin digunakan sebagian besar konsumen," kata Ardit Ballysa, leading data and analytics di GlobalData seperti dikutip dari Gizchina.
Menurut Ardhit, telepon Nothing bisa jadi ancaman bagi pembuat smartphone kecil di segmen menengah. Namun, perangkat akan berjuang untuk meyakinkan pengguna dari merek besar untuk beralih ke Nothing. Karena itu perusahaan dinilai akan kesulitan untuk melawan Apple, Samsung, dan Xiaomi.
Terlepas Carl Pei mengklaim bahwa Nothing Phone (1) adalah satu-satunya saingan sejati untuk iPhone di Android. Namun analis ragu pengguna iPhone akan beralihponsel tersebut.
Di lain sisi, pada segmen menengah, merek seperti Xiaomi dan subbrandnya, Poco dan Redmi, memiliki produk dengan spesifikasi menarik dan dibanderol terjangkau. Selain itu banyak brand yang sudah eksis menawarkan integrasi dengan produk mereka lainnya.
"Karena Nothing hanya menawarkan satu produk lain, yaitu earphone nirkabel Nothing Ear (1), konsumen dapat membeli smartphone kelas menengah Apple, Samsung, atau Xiaomi yang menawarkan integrasi ke dalam ekosistem produk dan layanan masing-masing, dengan kira-kira harga sama," kata Ardhit.
Ditambahkannya Nothing perlu menjalin kerjasama dengan penjualan operator. Perusahaan menjual produk yang tidak dikunci, sementara beberapa merek besar akan mendapat manfaat dari penjualan paket operator. Di saat kesulitan ekonomi, wajar jika melihat pelanggan memilih manfaat dari pembelian yang terkait dengan operator.
Semoga saja Nothing Phone (1) dapat sukses terjual dan bisa eksis di pasar ponsel dengan persaingan yang sangat sengit. Tidak seperti Essential --yang patennya dibeli Nothing-- gagal berdiri di bisnis smartphone.
(afr/afr)