Pakar: Belum Ada Bukti SPBU Terbakar Karena HP
Hide Ads

Pakar: Belum Ada Bukti SPBU Terbakar Karena HP

Adi Fida Rahman - detikInet
Rabu, 29 Jun 2022 13:24 WIB
SPBU di Kabupaten Bandung.
Pakar: Belum Ada Bukti SPBU Terbakar Karena HP. Foto: Yuga Hassani/detikJabar
Jakarta -

Di SPBU, jamak ditemui larangan untuk menggunakan HP atau ponsel dekat-dekat karena kemungkinan bisa menyebabkan kebakaran. Menurut pengamat gadget Lucky Sebastian, sejauh ini belum ada bukti meyakinkan bahwa HP bisa memicu kebakaran di SPBU.

"Sebenarnya, penggunaan ponsel ditengarai menjadi penyebab kebakaran di SPBU, berangkat dari rumor saja, tanpa pembuktian," kata Lucky kepada detikINET, Rabu (29/6/2022).

Ia menjabarkan bahwa sekitar tahun 1999, ada yang mengklaim sedang mengisi bahan bakar di SPBU. Saat itu ia menerima telepon, kemudian terjadi kebakaran di SPBU. Tanpa penyelidikan lebih lanjut, rumor ini menyebar dan sinyal ponsel dituduh bisa membuat uap bahan bakar tersulut sehingga terjadi kebakaran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian tahun 2005, BBC dan surat kabar Guardian, melakukan riset pada klaim mengaktifkan ponsel menyebabkan kebakaran, dan ternyata tidak menemukan bukti.

"Sementara itu Dr Adam Burgess dari Universitas Kent, menyelidiki 243 peristiwa kebakaran di SPBU berbagai belahan dunia yang terjadi dalam rentang 11 tahun.
Tidak ada 1 pun yang disebabkan sinyal ponsel," imbuh Lucky.

ADVERTISEMENT

Bahkan team Mythbusters yang terkenal, mencoba mereplikasi kebakaran dengan membiarkan uap bahan bakar yang terkumpul dicoba disulut dengan ponsel yang menerima telepon, dan tidak terbukti bisa.

Jadi menurut Lucky, anggapan mengaktifkan ponsel bisa menyebabkan kebakaran hanya hoax yg belum bisa dibuktikan. Jadi apa yang menyebabkan kebakaran di SPBU?

"Kebanyakan karena listrik statik. Listrik statik terjadi karena gesekan 2 benda sehingga bermuatan listrik. Bahkan kulit yg bergesekan dengan bahan baju polyester bisa menghasilkan listrik statik," jelas Lucky

Untuk itu maka disarankan untuk mematikan mesin mobil selama mengisi bahan bakar, untuk menghindari panas dari mesin mobil, dan bagian bergerak mesin yang mungkin saja dari gesekan menghasilkan percikan.

Halaman selanjutnya, pernyataan tidak benar>>>

Sekarang berkembang lagi dari wacana penggunaan aplikasi MyPertamina di SPBU, bahkan diucapkan petingginya, bahwa penggunaan data pada ponsel untuk mengakses aplikasi MyPertamina tidak masalah, tetapi menerima panggilan telepon yang tidak boleh karena sinyalnya besar.

"Statement ini juga tidak benar, karena setiap smartphone sudah punya standar batasan pancaran gelombang radio smartphone di dunia, seperti standar FCC Amerika, India, Uni Eropa dll, yang dikenal sebagai SAR, Specific Absorption Rate," lanjut Lucky.

Batasan SAR ini diperuntukkan bagi kesehatan manusia, di mana pancaran gelombang dari smartphone diserap oleh tubuh manusia. Jika angka SAR melebihi ketentuan di sebuah negara, maka smartphone tersebut tidak boleh beredar.

Angka SAR ini menurut standar Amerika 1.6W/kg, menunjukkan gelombang sinyal yang sangat kecil saat melakukan panggilan telepon, sehingga tidak memungkinkan untuk memantik kebakaran. Jadi menggunakan smartphone saat bertransaksi digital di SPBU aman-aman saja.

"Sekarang kita alihkan saja maksud lambang dilarang mengaktifkan ponsel di SPBU, adalah jangan bermain smartphone saat mengisi bahan bakar di SPBU, agar tidak terdistraksi, sama seperti bermain ponsel saat mengemudi atau di lampu merah, dimana sering membuat kita tidak sadar lampu sudah hijau dan membuat antrean semakin panjang," tambah Lucky.

Hal itu perlu dilakukan agar di SPBU kita sadar dan siap, petunjuk meteran pengisian kalau sudah mau penuh atau selesai, menyiapkan pembayaran, memilih jalur antrian yang benar, dan sebagainya.