Break The Rules of Light.
Teaser yang paling banyak diulang dengan berbagai versi dari unpacked Samsung S22 adalah soal cahaya pada kamera. Kualitas kamera masih menjadi pilihan teratas untuk smartphone flagship. Kamera pada smartphone sudah menjadi bagian penting bagi banyak orang untuk mulai mendekati kamera profesional, karena kualitasnya semakin baik, dan smartphone selalu dibawa pengguna, jadi siap setiap saat untuk mengabadikan momen. Kamera smartphone sekarang ini bahkan sudah sukses "membunuh" kamera saku.
Ukuran kamera smartphone yang cenderung kecil, tidak bisa meletakkan sensor dan lensa yang besar, harus diakali supaya hasilnya mendekati hasil kamera profesional. Untuk itu selain hardware kamera, seperti lensa dan sensor kamera, chipset ISP, Image Signal Processor pada SoC, memegang peranan sangat penting.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Break The Rules of Light adalah bagaimana Samsung di Galaxy S22 memecahkan masalah dimana biasanya kamera smartphone lemah pada foto malam hari, atau kondisi lowlight. 2-3 tahun lalu kamera smartphone cenderung menghasilkan foto yang gelap pada malam hari, apalagi video. Sekarang ini banyak smartphone sudah membaik untuk foto dalam kondisi kurang cahaya, dengan mode night photography.
Tapi kualitas foto malam hari ataulowlight memang sulit untuk sempurna, karena foto malam hari bukan hanya masalah gambar yang terang, tetapi bagaimana mengatasi noise, membuat detail tetap bagus ketika diperbesar, tidak menjadi seperti gambar cat air, mengatasi flare dari lampu, dan yang terpenting menangkap foto malam yang terlihat jelas, bahkan mungkin lebih jelas dari mata kita melihat, tetapi tidak kehilangan suasana malamnya.
Yang lebih sulit lagi adalah mengambil video pada malam hari, kalau pada foto sekali klik setelah gambar ditangkap smartphone bisa melakukan proses editing otomatis, sementara video sendiri dalam 1 detik rata-rata setidaknya mengambil 30 frame gambar, sehingga tanpa ISP yang handal, proses ini tidak bisa dilakukan. Makanya rata-rata kamera smartphone cenderung lebih gelap saat merekam video di kondisi low light. Galaxy S22 dijanjikan menembus batas, akan membuat foto dan video malam hari yang bagus.
Apakah ini mungkin? Kenapa kemampuan ini tidak ada pada smartphone sebelumnya? Ini tidak lepas dari kemampuan chip ISP pada Snapdragon 8 Gen 1 yang meningkat.
Saat kita klik kamera, maka rana terbuka dan cahaya masuk, diterima oleh sensor kamera. Tugas dari chip ISP adalah mengolah data setiap pixel sensor yang menerima cahaya dan menerjemahkannya menjadi gambar yang kita lihat. ISP juga berfungsi untuk auto focus, auto exposure, dan auto white balance.
Snapdragon 8 Gen 1 pada Galaxy S22, memiliki 3 ISP yang bisa bekerja simultan bersamaan, bahkan menjalankan 3 lensa berbeda sekaligus.
Keterbatasan ukuran sensor kamera dan lensa pada smartphone bisa dibantu diatasi dengan sekali klik mengambil 2 atau 3 gambar dari lensa yang berbeda. Kemudian data dari multi lensa ini diolah menjadi satu gambar yang lebih baik yang dikenal dengan istilah computational photography.
Cara ini bisa menghasilkan foto yang lebih detail, zooming yang lebih jauh dan jelas, bokeh yang lebih berkualitas, foto yang lebih terang, hingga video yang lebih steady, dll.
Ketiga ISP bisa mengolah 3.2 Gigapixel per detik, atau mudahnya dalam 1 detik bisa menangkap 240 foto dengan resolusi masing-masing 12MP. Ini kemampuan ISP yang tidak main-main.
Dengan peningkatan ini maka diperkenalkan Mega Low Light Photos, dimana sebelumnya sekali take mengambil 6 gambar, sekarang menjadi 5x lipatnya, 30 gambar yang berbeda exposure. Saat ke 30 gambar digabungkan menjadi satu gambar dengan bantuan AI, maka akan dihasilkan gambar yang terang walau di kondisi sangat kurang cahaya.
![]() |
Untuk video malam hari, kemampuan chip ISP baru di Snapdragon 8 Gen 1 yang sanggup mengolah 3.2 Gigapixel data per detik, mencukupi untuk mengolah data video yang minimal 30 frame per detik secara real time. Apalagi kerjasama dengan sensor kamera yang berteknologi nona-binning, menyatukan 9 pixel kecil 0.8 micron menjadi satu pixel besar 2.4 micron, untuk menangkap cahaya lebih banyak di kondisi kurang cahaya.
Sekarang ini banyak pengguna smartphone memanfaatkan kameranya untuk merekam video, untuk mengirimkan kreasi mereka ke TikTok, Reels, Youtube, dll. Banyak kita lihat pada perekaman traveling atau laporan peristiwa saat kondisi malam hari, gambar videonya cenderung gelap.
Dengan kemampuan baru kerjasama antara SoC Snapdragon 8 Gen 1 dan Samsung di Galaxy S22 ini, kondisi low-light sekarang bukan menjadi keterbatasan merekam video lagi.
Selain kemampuan foto dan video di low light, masih banyak fitur kamera lain yang bisa dilakukan dengan kemajuan ISP ini, besok kita akan lihat lebih detail di peluncurannya.
Selanjutnya S-Pen di Galaxy S22 Ultra