Jakarta -
Saat ini Xiaomi punya tiga HP yang menggunakan system on a chip (SoC) flagship Snapdragon 865 di Indonesia. Apa bedanya sih dari masing-masing HP itu.
Ketiga ponsel yang dimaksud adalah Mi 10, Poco F2 Pro, dan Mi 10T yang baru dirilis. Ketiga ponsel masuk dalam kategori ponsel flagship, seperti yang dulu sering diminta oleh para Mi Fans karena sebelumnya Xiaomi hanya memasukkan ponsel entry level dan kelas menengah di Indonesia.
"Kami sudah memenuhi janji untuk menghadirkan ponsel flagship di Indonesia. Tiga ponsel dengan snapdragon 865 dalam setahun," kata Alvin Tse, Country Director Xiaomi Indonesia dalam konferensi pers sebelum peluncuran Mi 10T, Selasa (8/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alvin pun kemudian membeberkan perbedaan dari ketiga ponsel flagship tersebut, yang ternyata memang ditujukan untuk pengguna yang berbeda.
Mi 10 menurutnya adalah ponsel flagship yang paling atas, dengan desain paling mewah, paling canggih, dan paling terasa sebagai ponsel premium. Ini berbeda dengan Poco F2 Pro, yang menurutnya ditujukan untuk pengguna yang berjiwa muda.
"Seperti hardcore gamer, generasi muda yang punya budaya berbeda. Fokusnya pada performa dan pengguna yang berjiwa muda," pungkas Alvin.
Nah, Mi 10T pun punya fokus yang berbeda lagi. Menurut Alvin, Mi 10T berfokus pada premium entertainment alias hiburan. Contohnya adalah untuk bermain game, karena punya refresh rate yang lebih tinggi dibanding Mi 10, 90Hz berbanding 144Hz.
Begitu juga dengan kemampuan kameranya, di mana Mi 10T Pro memakai sensor 108 megapixel buatan Samsung, dan dilengkapi dengan OiS untuk meningkatkan kemampuan perekaman videonya.
HP Flagship Harga Murah, Xiaomi: Sisa Uangnya Buat Beli Produk Ekosistem
Mi 10T sendiri dijual dengan harga yang sangat miring dibandingkan dengan ponsel lain yang punya spesifikasi mirip, Rp 6 juta untuk varian non Pro. Alvin pun angkat bicara soal harganya yang sangat murah ini.
"Jika dilihat dari sejarah Xiaomi, kami selalu mencoba memberikan harga terbaik dengan teknologi terbaru," ujar Alvin.
Menurutnya dengan membeli ponsel flagship high end yang harganya murah ini, jika masih ada uang yang tersisa, pengguna bisa membeli produk ekosistem Xiaomi lainnya untuk meningkatkan pengalaman pengguna.
"Jika anda mau membeli ponsel flagship namun tak mau keluar banyak uang, kamu bisa beli Mi 10T dan produk ekosistem Xiaomi lainnya, untuk menambah pengalaman pengguna," tambahnya.
Mi 10T Lite tak akan dirilis di Indonesia
Meski punya tiga ponsel dengan Snapdragon 865 di Indonesia, bukan berarti Xiaomi asal memboyong ponsel-ponselnya ke Indonesia. Contohnya adalah Mi 10 Lite, yang tak akan mereka rilis di Indonesia.
Hal ini dikarenakan ponsel tersebut punya kelas harga yang bertabrakan dengan beberapa produk lain Xiaomi, seperti Poco X3 NFC dan seri Redmi Note 9. Seperti diketahui, Mi 10T Lite di luar Indonesia dijual dengan harga Rp 4 jutaan.
"Kami tak akan bawa Mi 10 Lite ke Indonesia karena kelas harganya tidak menarik. Kami tak ingin produk kami overlapping (bertabrakan) dengan portfolio produk yang lain, seperti Poco X3 NFC dan seri Redmi Note 9," pungkas Alvin.
Ia mengaku Xiaomi tak ingin membingungkan pengguna dengan produk-produk di kelas harga yang sama. "Jadi kami tak sekadar memberikan banyak pilihan, melainkan juga memberikan level yang jelas dari setiap produk," jelasnya.