Sebagai brand baru, Realme melihat Asia Tenggara memiliki banyak tantangan. Tapi di balik itu, kawasan ini punya banyak peluang yang menjanjikan.
Demikian dituturkan Xu Qi, Vice President and Global Marketing President Realme saat berbincang secara online usai perhelatan IFA 2020.
Asia Tenggara, kata Qi, memiliki populasi yang cukup besar. Ini memberikan peluang pihaknya untuk memperbesar pasar perangkat-perangkatnya.
Selain itu, pembangunan network di kawasan ini dinilainya begitu pesat. Karenanya, pihaknya pun mengucurkan investasi lebih, serta menyiapkan strategi untuk meningkatkan market share-nya.
"Pasar Asia Tengara punya banyak tantangan tapi juga menawarkan banyak peluang. Berdasarkan preferensi konsumen, kami menyiapkan strategi untuk mengatasi tantangan dengan menghadirkan produk yang akan disukai pengguna, mengusung desain yang jadi trendsetting dipadukan dengan performa mumpuni. Kami pun mendengarkan masukan-masukan dari pengguna dan sejauh ini Realme sudah mendapatkan pengakuan," kata Qi.
Qi sempat membeberkan strategi produk yang disiapkan Realme ke depan. Pihaknya akan lanjut menghadirkan perangkat 5G ke Asia Tenggara.
Langkah tersebut sebenarnya agak mengherankan mengingat negara-negara di kawasan ini banyak yang belum terselimuti jaringan penerus 4G ini. Qi pun ditanyakan alasannya.
"Tujuan kami ingin mempopulerkan ponsel 5G. Jadi kami akan terus menghadirkan perangkat 5G di Asia Tenggara, bersamaan dengan produk IoT," jawabnya.
Baca juga: Realme 7 dan Realme X7 Mejeng di Berlin |
Belum lama ini Realme merilis X50 Pro 5G di Malaysia, Thailand, Kamboja dan Indonesia. Ponsel tersebut mengusung Snapdragon 865 yang mendukung sinyal 5G.
Lantaran di Tanah Air belum tersedia jaringan ini, Realme terpaksa menguncinya terlebih dulu. Barulah ketika Indonesia tersedia 5G, mereka akan membukanya.