Penyebab kebangkrutan sendiri lantaran Yota harus menghadapi gugatan dari pemasok komponen. Laporan dari iGuides, produser layar e-ink Hi-P Electronics menuntut Yota lantaran gagal memenuhi jumlah minimum pesanan komponen.
Nilai tuntutan cukup besar, yakni USD 126 juta. Yota kemudian membayar USD 17 juta sebagai kompensasi dan pihak Hi-p setuju menerimanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mahkamah Agung Kepulauan Cayman pun kemudian mengabulkan. Pihak pengadilan FTI Consulting sebagai likuidator resmi. Kreditor Yota memiliki waktu 21 hari untuk mengajukan hak klaim aset perusahaan, demikian dilansir dari Android Police, Minggu (21/4/2019).
![]() |
Sebab menghadirkan dua layar di depan dan belakang. Bagian depan layar seperti pada umumnya ponsel, sementara bagian belakang memakai e-ink.
Saat itu belum ada vendor yang menerapkan konsep demikian di ponselnya. Lantaran menuai respon positif, Yota model keduanya yang rencananya akan digunakan sebagai amunisi untuk ekspansi ke pasar Amerika Utara, tapi pada kenyataan urung dilakukan.
Kemudian pada 2017, YotaPhone 3 hadir. Ponsel ini hanya dijual di Asia saja. Sayangnya mimpi untuk kembali ke kampung halaman dan membuat tablet dengan dua layar pun kandas, karena Yota harus tutup warung.