Menurut laporan di blog DaringFireball, ada sekitar 11 juta pengguna yang mengikuti program penggantian baterai iPhone selama 2018. Menurut sumber yang sama, jumlah penukar itu setidaknya 10 kali lebih banyak dari perkiraan awal Apple, demikian dikutip detikINET dari Phone Arena, Selasa (15/1/2019).
Apple sendiri disebut hanya memperkirakan ada 1-2 juta pengguna yang akan mengikuti program tersebut. Namun nyatanya jumlah aslinya -- jika benar -- jauh lebih tinggi dari itu. Meski perlu diingat, angka ini bukanlah angka yang resmi dikeluarkan oleh Apple.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awal 2019 ini memang bukan masa yang enak bagi Apple. Setelah mereka mengumumkan turunnya proyeksi pendapatan untuk Q1 2019, yang membuat nilai saham dan valuasi Apple terjun bebas.
Saham Apple terjun bebas mencapai hampir 10% dibandingkan dengan hari Kamis (3/1), setelah CEO Apple Tim Cook mengumumkan turunnya proyeksi pendapatan. Nilai saham Apple menjadi USD 142,19 per saham saat pasar ditutup dan merupakan nilai terendah sejak bulan Juli 2017.
Turunnya nilai saham Apple juga berimbas kepada nilai valuasinya. Perusahaan yang berbasis di Cupertino, AS ini terpaksa kehilangan USD 57 miliar (Rp 814 triliun). Ini menjadikan perusahaan yang sebelumnya sempat memiliki nilai valuasi mencapai USD 1 triliun sekarang "hanya" memiliki valuasi di bawah USD 700 miliar.
Tonton juga video 'iPhone X dan MacBook Pro Diakui Bermasalah':