Terkhusus di negara berkembang seperti Indonesia dan India, pasar smartphone harga Rp 1 juta sampai Rp 2 juta terindikasi banyak peminat. Samsung pun menegaskan mereka menggarap segmen itu dengan serius.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ya, pengguna feature phone di negara berkembang memang masih melimpah. Dan mereka ini adalah sasaran potensial smartphone berharga murah saat ingin naik kelas.
"Segmen itu cukup penting bagi kami," sebut DJ Koh.
Meskipun banderolnya murah, Samsung mengklaim tidak asal-asalan dalam menggarap ponsel menengah ke bawah. Kualitas dan user experience selalu jadi perhatian.
"Meskipun handset tersebut harganya di bawah USD 200, kami tetap menggarapnya dengan sangat serius," tutur DJ Koh.
Dengan harga murah, mungkin fiturnya banyak dipangkas. Akan tetapi user experience tidak dikorbankan. Itulah salah satu strategi Samsung menguasai pasar smartphone low end.
"Jadi ketika mereka membelinya, kami mungkin tidak bisa memasukkan semua fitur dan semua hal, tapi user experiencenya tetap baik saat mereka memilikinya. Jauh lebih baik dari feaure phone," lanjut dia. (fyk/rns)