"Dia membuat tuduhan terburuk yang bisa dibayangkannya dengan menyebut sang penyelamat sebagai pedofil. Mungkin inilah waktu yang bagus untuk memeriksa kembali tendensi kita memuja orang seperti Elon Musk," tulis kolumnis CNN, David R. Wheeler.
"Memang benar mereka memberi kita gadget fantastis. Namun seperti halnya Icarus (karakter di mitologi Yunani-red) membiarkan kepercayaan dirinya kebablasan, orang tenar di Silicon Valley juga membiarkan arogansi merusak reputasi mereka dan terkadang masyarakat secara umum," tandas dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
David mengakui pencapaian Musk memang hebat. Ia merevolusi perjalanan antariksa dengan roket SpaceX yang bisa digunakan berulang-ulang. Kemudian membuat mobil listrik jadi tren berkat Tesla, karena desain dan kemampuannya mengagumkan.
"Itu memang penemuan yang hebat namun juga memberi kita wawasan soal egonya yang berbahaya. Ketika pengemudi Tesla meninggal ketika menggunakan autopilot, Musk bereaksi dengan kombinasi menyalahkan korban dan media. Temanya adalah, berani-beraninya kau mempertanyakan kegeniusanku?" papar David.
David mengambil contoh sosok lain, yaitu pendiri Uber Travis Kalanick. Travis pernah memaki-maki driver Uber yang sebenarnya berperan membuatnya kaya. Kemudian membiarkan kultur perusahaannya jadi rusak sebelum dipecat.
Memang ada juga miliarder teknonologi yang berjasa serta rendah hati, namun orang-orang diharap tidak terlalu memuja mereka. Khusunya jika sudah menampakkan sikap arogan.
"Catatan untuk miliarder teknologi, hanya karena kalian menyelesaikan satu masalah dengan solusi sederhana, tidak berarti semua masalah punya solusi sederhana. Mari kita ungkap ketidaksenangan kita jika para dedengkot teknologi itu memamerkan kearoganannya, dan marilah lebih skeptis jika mereka ingin mengubah semuanya, baik itu soal makanan atau perjalanan antariksa," pungkasnya. (fyk/fyk)