"Sanksi seperti itu bisa membuat perusahaan dalam waktu cepat menjadi koma. Kami akan melawan hukuman yang tidak fair dan tidak beralasan ini," sebut Chairman ZTE, Yin Yimin yang dikutip detikINET dari CNBC.
Yimin mengakui perusahaannya memang membuat kesalahan, namun hukuman yang dijatuhkan terlampau berat. Sehingga ZTE divonis tidak bisa menggunakan teknologi kunci perusahaan asal AS seperti Qualcomm.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Tanpa Android, Ponsel ZTE Terancam 'Kiamat' |
Banyak pihak memang memprediksi ZTE bakal kelimpungan setengah mati saat sanksi diterapkan. Mereka sedang sibuk mengembangkan infrastruktur telekomunikasi menjelang era 5G, tapi komponen teknologi kuncinya banyak yang berasal dari AS.
Belum lagi mereka terancam tidak bisa lagi menggunakan sistem operasi Android yang diandalkan dalam bisnis ponselnya. "Bahkan jika hal ini tidak membunuh mereka, ZTE istilahnya akan separuh mati," kata QIan Kai, analis di CICC.
Komponen buatan AS memang hanya mencapai 10% sampai 15% dari ongkos produksi ZTE, namun merupakan bagian yang sangat penting. "Tidak mudah menggantikannya. Setidaknya dalam 5 tahun ke depan, ZTE takkan eksis tanpa perusahaan AS," sebut analis dari Nomura, Joel Ying. (fyk/fyk)