Penyebutan negara berkembang ini ditujukan kepada Asia Tenggara, yang meliputi dari Indonesia, Malaysia, Myanmar, Filipina, Thailand, dan Vietnam.
IDC mengatakan Myanmar dan Filipina merupakan negara-negara yang mencatat penurunan, di mana pengapalan dari beberapa vendor kurang signifikan, sehingga menurunkan total pengapalan smartphone di Asia Tenggara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terlepas makin populernya empat pemain teratas, mayoritas pengguna tak terburu-buru mengganti handset jika mereka telah menggunakan handset mid range yang kualitasnya baik dan dengan harga cukup tinggi untuk wilayah yang cukup mempertimbangkan budget ini. Hal ini mengakibatkan lifecycle dan tingkat penggantian yang lebih lama," kata Jensen Ooi, Senior Market Analyst, Client Devices, IDC ASEAN dalam keterangan yang diterima detikINET, Senin (5/3/2018).
![]() |
Dalam pengapalan tahun 2017 di ASEAN ini, Samsung menjadi jawaranya dengan mengirimkan 29,3 juta. Angka ini lebih tinggi dari tahun sebelumnya, vendor asal Negeri Gingseng tersebut mengirimkan 23,3 juta unit smartphone pada 2016.
Baca juga: 9 Kata tentang Galaxy S9 Menurut Dian Sastro |
Kemudian, di posisi kedua ditempati oleh Oppo yang jumlah pengapalan unit smartphone dengan Samsung berjarak 12,1 juta. Di 2017, Oppo mengirimkan 17,2 juta unit ponsel pintar.
Lalu, urutan berikutnya diduduki secara berurutan oleh Vivo dengan 7,2 juta unit, Huawei 5,4 juta unit, Apple 4,5 juta unit, dan gabungan beberapa vendor mencapai 37,1 juta unit smartphone. (agt/rou)