Pasalnya seperti dijelaskan Ryan Sim, Channel Sales Director Asean AMD, perusahaanya bisa dibilang belum pernah bermain di atas segmen harga Rp 2 juta. Ryzen pun disebutnya yang membuka potensi tersebut bagi AMD.
Dan karena segmen yang sama sekali baru bagi AMD, penjualan yang ditorehkan Ryzen praktis menjadi pencapaian bagi produsen asal Amerika Serikat tersebut. Apalagi sebelumnya segmen yang diincar Ryzen hanya diisi oleh pesaing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ryan Sim, Channel Sales Director Asean AMD. Foto: Yudhianto/detikINET |
Meski kini banyak menaruh asa pada Ryzen, AMD tidak melupakan segmen di bawah Rp 2 juta yang sudah sejak lama digarapnya. Produsen ini menyebut tetap menjaga pasar prosesor di bawah Rp 2 juta, karena pertumbuhannya dianggap masih sangat baik.
Selain itu dengan hadirnya Ryzen, pengguna juga jadi punya pilihan untuk prosesor di atas Rp 2 juta.
"Kami tetap me-maintain prosesor di bawah Rp 2 juta. Segmen ini masih bagus. Konsumen kini juga jadi punya pilihan untuk harga di atas Rp 2 juta," imbuhnya.
Ryzen 5 Jadi Primadona
Ryan juga mengungkap kalau Ryzen 5 menjadi varian yang paling laris di Indonesia. Bahkan se-Asia Tenggara, semisal di Singapura yang diklaim kalau Ryzen 5 paling mendominasi penjualannya dibanding varian lain.
Sementara kalau dirinci, adalah varian Ryzen 5 yang enam core yang paling diburu. Tak hanya di Indonesia, tapi di seluruh Asia Tenggara.
"Penjualan terbaik dipegang oleh Ryzen 5, yang enam core. Di Indonesia bahkan Asia Tenggara, Ryzen 5 paling laris," ujarnya. (yud/yud)
Ryan Sim, Channel Sales Director Asean AMD. Foto: Yudhianto/detikINET