Prediksi Bisnis Aplikasi di 2018: Satu Dekade Toko Online
Hide Ads

Kolom Telematika

Prediksi Bisnis Aplikasi di 2018: Satu Dekade Toko Online

Jaede Tan - detikInet
Rabu, 13 Des 2017 19:19 WIB
Foto: Rachman Haryanto/detikcom
Jakarta - Tahun 2018 akan menandai peringatan 10 tahun toko online Apple App Store dan Android Market. Sejak gelombang pertama aplikasi pada 2008, mereka telah mempengaruhi kehidupan pengguna pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Saat ini, tersedia banyak aplikasi untuk kebutuhan apa pun. Mulai dari aplikasi yang menggabungkan augmented reality (AR) dan virtual reality (VR), hingga aplikasi yang diprogram khusus hanya untuk mengobati kejenuhan.

Siapa yang mengira, game Snake yang dulu kita mainkan di ponsel Nokia bisa berevolusi menjadi industri aplikasi senilai USD 6,3 triliun pada 2021?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tahun ini saja, ekonomi aplikasi telah membuat beberapa tonggak sejarah baru. Berikut catatan App Annie:

  • Hingga Oktober 2017, iOS App Store mencatat aplikasi sebanyak 2 juta lebih sementara Google Play mencatat 3,5 juta.
  • Aplikasi baru terus bermunculan dengan cepat. Pada 31 Oktober 2017, sekitar 50 ribu aplikasi baru diluncurkan pada iOS App Store. Google Play mencatat ada lebih dari 150 ribu pertambahan.
  • Di pasar yang sudah matang, pengguna memiliki 90-100 aplikasi terinstal pada ponsel pintar mereka. Sebanyak 30 dari jumlah tersebut dipakai setiap bulan. Rata-rata orang menghabiskan dua jam per hari--atau sebulan dalam setahun--di aplikasi yang terinstal pada perangkat mereka.
  • Secara kumulatif di 2017, pengguna di lebih dari 40 negara menghabiskan USD 100 juta untuk berbelanja di iOS App Store dan Google Play.
  • Aplikasi kini memegang peran kunci di setiap industri, dari retail, perbankan, jasa perjalanan, QSR, CPG hingga industri media dan hiburan.
Evolusi yang terjadi pada aplikasi mobile telah mentransformasi kehidupan sehari-hari kita, dan pengguna berharap evolusi tersebut tidak berhenti sampai di sini. Mereka selalu mengharapkan penyempurnaan terhadap aplikasi yang mereka sukai.

Prediksi Ekonomi Aplikasi di 2018 Foto: Rachman Haryanto

  • Pengeluaran pengguna di App Store tembus USD 100 miliar secara global.
Pasar dunia yang terus berevolusi telah menyebabkan monetisasi aplikasi terus tumbuh pada tingkat yang luar biasa.

Di samping game yang berkontribusi paling besar terhadap pengeluaran pengguna untuk aplikasi, kami memperkirakan transaksi pembelian pada aplikasi e-commerce seperti Alibaba dan Amazon akan meningkatkan belanja online konsumen di seluruh dunia sebesar 30% menjadi di atas USD 110 miliar pada 2018 dibandingkan tahun ini.

  • Kurasi toko aplikasi meningkatkan penjualan aplikasi dan menambah peluang bagi developer aplikasi independen.
Pada Juni 2017, Apple dan Google mengumumkan update untuk iOS App Store dan Google Play untuk mengatasi beberapa masalah melalui kurasi dan konten editorial pada toko aplikasi.

Update ini berdampak signifikan terhadap aplikasi, terutama yang diprogram untuk menemani pengguna di waktu santai.

Aplikasi semacam ini, yang umumnya bersifat hiburan, bakal muncul saat pengguna menelusuri App Store atau Google Play.

Berbeda dengan aplikasi berbasis kebutuhan seperti Uber atau DBS PayLah! yang memiliki peluang besar untuk diunduh setelah ada rekomendasi dari mulut ke mulut, atau ketika pengguna mencari solusi di internet untuk suatu kebutuhan tertentu.

  • Adopsi yang lebih luas terhadap AR.
Pokemon Go dan Snapchat telah menyadarkan kita betapa pengguna bisa sangat tertarik dengan AR.

Kami memprediksi AR akan membuat langkah maju yang signifikan untuk merealisasikan potensinya yang sangat besar pada 2018.

Facebook, Google dan Apple telah memulai lebih awal pada konferensi developer mereka pada 2017, dan bersama perusahaan raksasa dari China, Alibaba, Baidu dan Tencent, mereka telah membangun fondasi untuk inisiatif-inisiatif AR.

Langkah ini akan mengakselerasi pengembangan pasar dengan mempermudah developer membuat aplikasi-aplikasi AR sekaligus mengumpulkan ketertarikan pengguna.

Prosesnya sudah dimulai dengan peningkatan yang signifikan terhadap unduhan aplikasi iPhone yang muncul pada pencarian teratas untuk frase 'Augmented Reality' di toko aplikasi di Jepang, dan negara Asia Pasifik lainnya.

Mulai 2017, unduhan atas aplikasi AR di iPhone meningkat secara signifikan seiring dengan bertambahnya jumlah aplikasi yang berkaitan dengan AR.

  • Fragmentasi pasar video streaming yang lebih cepat.
Menonton film seri atau Hollywood di Netflix saat dalam perjalanan sudah menjadi pemandangan umum.

Tahun 2017 menjadi tahun yang luar biasa bagi layanan video streaming dengan jumlah waktu yang dihabiskan pengguna pada layanan tersebut mencapai hampir 40 miliar jam di pasar Asia Pasifik saja.

Tahun ini sampai 31 Oktober, aplikasi layanan video streaming mencatat pertumbuhan yang tinggi di dunia, pada pembelian untuk film dalam kategori entertainment, baik pada iOS maupun Google Play.

Namun, di saat perusahaan ternama di industri hiburan dan ekonomi aplikasi seperti Netflix dan lainnya telah mengumumkan rencana besar untuk mengekspansi bisnis mereka dengan beragam strategi, kami melihat 2018 akan menjadi tahun dimulainya perubahan pada pasar layanan video streaming, terutama pada fragmentasi perusahaan layanan video streaming.

Secara keseluruhan, pasar layanan video streaming tengah mengalami pertumbuhan yang stabil. Namun, dalam beberapa tahun lagi, konsumen akan mulai memikirkan waktu dan uang yang mereka habiskan untuk layanan-layanan video streaming yang terinstal pada perangkat mereka.

Dengan demikian, beberapa perusahaan akan mengalami penurunan keuntungan dan pada akhirnya terdesak keluar dari pasar persaingan.

  • Perangkat mobile mengubah pengalaman konsumen ritel.

Pakar dan analis telah memperkirakan kejatuhan sektor retail, dan kami melihat aplikasi sebagai cara untuk menghidupkan kembali pengalaman retail konsumen.

Toko ritel fisik sendiri telah mengadopsi aplikasi dan banyak pembeli yang tertarik. Di Indonesia, dalam sebulan pengguna menghabiskan rata-rata 90 menit di aplikasi belanja online, sehingga menempatkannya di posisi nomor 2 setelah Korea Selatan.

Pada 11 November 2017, di Hari Jomblo, Alibaba mencatat penjualan terbesarnya dengan nilai yang mencapai USD 25,3 miliar, dengan pengguna ponsel menyumbang 90% dari penjualan tersebut.

Pertumbuhan tersebut hanya permulaan dari pengalaman belanja ritel yang tengah berevolusi dengan cepat. Pada 2018, aplikasi tidak akan berhenti mengubah kebiasaan pembeli yang pada gilirannya akan mendefinisi kembali hubungan dan bahkan bahkan sifat dari saluran penjualan ritel (misalnya
aplikasi online, internet dan toko ritel fisik).

China adalah salah satu negara yang sangat berpengaruh di area ini. Di China bagian barat, semakin banyak pembeli yang mengunjungi toko hanya untuk mengambil barang yang mereka beli di perangkat mobile.

  • Agregator restoran akan meningkatkan peralihan pengantaran makanan via mobile.

Sesuai dengan prediksi kami tahun kemarin, telah terjadi beberapa konsolidasi di pasar pengiriman barang. Tahun depan, kami prediksi agregator seperti Yogiyo di Korea Selatan akan terus memperluas usahanya di pasar tersebut.

Mereka akan memasuki pasar yang belum mereka jamah secara maksimal dan dengan meyakinkan konsumen yang belum memakai aplikasi dari perantara untuk membeli makanan.

Sementara itu, penyedia layanan delivery as a service (DaaS) (mis. GoFood, UberEATS) akan mendapat pangsa pasar yang lebih besar di pasar premium, di mana konsumen bersedia membayar lebih untuk membeli makanan dari restoran mewah yang tidak menyediakan layanan antar makanan.

Restoran cepat saji, atau quick-service restaurants (QSR), akan merespons persaingan yang kian ketat dengan bekerja sama dengan aplikasi DaaS, serupa dengan kemitraan antara restoran cepat saji dengan dengan GoFood atau UberEATS.

Seperti halnya pasar video streaming, pasar agregator restoran akan menyaksikan beberapa konsolidasi dalam beberapa tahun mendatang karena fragmentasi yang terjadi harus menyesuaikan dengan keadaan konsumen dan tekanan persaingan yang dihadapi penyedia layanan di pasar yang sudah ramai.

  • Aplikasi fintech menuju transformasi besar.

Di Asia Pasifik pada 2017, jumlah unduhan di kategori keuangan melampaui jumlah keseluruhan unduhan di semua kategori lainnya (tidak termasuk game), terutama di China.

Aplikasi pembayaran Person-to- person (P2P), seperti WeChat, AliPay, GoPay, Grab Pay dan PayTM menjadi pemimpin dalam revolusi aplikasi fintech (financial technology). Mereka telah mengubah cara konsumen (terutama konsumen millenial) menukar uang dengan menggeser penggunaan uang tunai dan cek.

Tahun depan, kami prediksi aplikasi pembayaran P2P akan memanfaatkan popularitas dan memperluas jangkauan layanan mereka untuk memaksimalkan potensi pendapatan mereka, mengurangi persaingan dari bank tradisional dan memperdalam keterlibatan pengguna.

Seiring dengan strategi peritel untuk mengadopsi aplikasi sebagai pilihan bagi pelanggan, kami memprediksi peningkatan volume transaksi melalui aplikasi pembayaran P2P.

Inisiatif-inisiatif ini diterima baik oleh pengguna karena mereka akan memberikan tingkat kenyamanan yang lebih tinggi. Selain itu, pasar aplikasi pembayaran P2P akan melihat peningkatan aktivitas dari pemain sukses di kategori lain, seperti layanan pesan online dan layanan jejaring sosial, yang tiada henti mencari cara lain untuk melayani, memonetasi dan melibatkan basis pengguna mereka yang besar.


Prediksi Ekonomi Aplikasi di 2018 Foto: Rachman Haryanto


Ini hanya beberapa area atau pasar di mana kami perkirakan ekonomi aplikasi akan berkembang dalam waktu dekat. Meski telah melangkah jauh, perkembangan yang terjadi baru menyentuh permukaan dari seluruh potensi pasar.

Pengguna semakin berharap aplikasi untuk mengubah cara mereka mencapai tujuan dan menyelesaikan tugas, dan menciptakan pengalaman baru yang tidak mungkin dilakukan platform lain.

Kami sangat antusias untuk melihat bagaimana pengembang aplikasi mengubah dunia dengan memenuhi kebutuhan tersebut melalui ekonomi aplikasi pada dekade kedua.


*Jaede Tan adalah Regional Director App Annie.

(rns/rns)